Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kasus penyelundupan komponen motor gede Harley Davidson dan sepeda Brompton berbuntut panjang. Tak hanya menyentuh ranah pribadi eks Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk(GIAA) tapi juga menyoal proyek Menteri Badan Usaha Negara (BUMN) Erick Thohir.
Ini tercetus dalam acara Indonesia Lawyer Club di TVOne, Selasa (10/12). Dalam acara itu, sang pembawa acara Karni Ilyas menyebut bahwa perusahaan milik Erick Thohir memiliki proyek di Garuda Indonesia. “Proyek itu, … seputar urusan hadling,” ujar Karni.
Juru bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga tak menampik kabar itu. Arya dengan terus terang menyebut bahwa kabar itu juga diterimanya. Makanya, sejak pagi, ia juga langsung mengecek kabar itu ke Garuda sampai ke bosnya, Erick Thohir. Kata Arya, Erick pun langsung melakukan pengecekan ke Mahaka. “Mahaka Grup memang memiliki proyek terkait Garuda. Tapi, Mahaka hanya menyediakan artis. Nilainya sekitar Rp 300 juta,” tandas Arya.
Mahaka, kata Arya adalah perusahaan yang berbisnis di media. Sebelum Erick Thohir menjadi Menteri BUMN, perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah besar. Erick begitu masuk pemerintahan sebagai Menteri BUMN juga sudah mundur dari Mahaka Grup.
Arya juga menjelaskan, proyek mendatangkan dan mengelola artis dalam peluncuran pesawat jenis Airbus A300-900 Neo yang baru saja didatangkan dari pabrik Airbus di Toulouse, Prancis, yang kemudian terdapat barang selundupan komponen motor bekas Harley Davidson dan Brompton.
Menariknya, Karni juga menyoal bahwa ada dugaan kasus selundupan Harley dan Brompton yang diduga milik eks Dirut Garuda. “Rahasia umum bahwa banyak pejabat negeri ini yang suka bawa barang-barang (mewah), dan lolos begitu saja. Ini nilainya juga tak sampai Rp 1,5 miliar, tapi jadi heboh. Harusnya kalau penyelundupan nilainya ratusan miliar. ” kata Karni. Lebih lanjut Karni menyebut bahwa jangan-jangan ini adalah sekadar aksi untuk menyingkirkan orang-orang mantan Menteri BUMN Rini Suwandi.
Arya langsung menampik itu. “Sedari awal, Erick menyebut tak perlu lobi, atau mengirimkan macam-macam. Tak perlu dan tak ada itu,” ujar Arya. Arya lantas menjelaskan kronologis kasus tersebut. Arya lantas bercerita informasi adanya bawaan moge Harley dari media sosial, serta informasi grup whatsapp di perusahaan. Erick lantas meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani yang membawahi Dirjen Bea dan Cukai untuk menyelidiki ini.
Dus, informasi itu lantas ditindaklanjuti. Erick juga meminta agar komisaris untuk bekerja melakukan audit. Hasilnya memang ada dugaan penyelundupan komponen moge Harley dalam bentuk CKD alias komponen. Hasil Komite Audit dan Kementerian Keuangan klop.
Selain itu, kepergian empat direksi Garuda ke Paris tanpa izin Menteri BUMN dan komisaris. Selain itu, barang tersebut dibawa di pesawat yang belum dikomersilkan alias belum beroperasi. “Harusnya hanya berisi orang yang menjemput pesawat,” ujar Arya. Tapi ternyata sudah membawa barang komersil.
Dari situlah terungkap bahwa barang tersebut memang milik Ari Askhara. Buntutnya, empat direksi Garuda kemudian dicopot. “Jika memang Mahaka mendapatkan proyek, mestinya dipertahanan. Nyatanya kan ini tidak,” ujar Arya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News