kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Epidemiolog Bilang PPKM Cukup Level 3, Ini Alasannya


Senin, 14 Februari 2022 / 06:22 WIB
Epidemiolog Bilang PPKM Cukup Level 3, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Penyebaran virus corona di Indonesia


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Epidemiolog menilai, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3, yang saat ini dilakukan pemerintah sudah cukup untuk menahan penyebaran virus corona (Covid-19).

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman  mengatakan, saat ini PPKM hanya menjadi payung dan strategi tambahan.

Mengingat, strategi utama pengendalian pandemi Covid-19 adalah 3T (tracing, tracking, dan testing), 5M, vaksinasi, dan strategi komunikasi risiko yang kuat.

“PPKM cukup dilakukan di level 3, mungkin pada beberapa kondisi atau daerah bisa saja disiapkan PPKM level 4. Tapi saat ini PPKM level 3 cukup, karena PPKM itu payung aja, dan ini strategi tambahan,” kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (13/2).

Baca Juga: Kemenkes Proyeksi Tren Kasus Covid-19 Masih Naik Hingga Akhir Februari 2022

Pada saat varian Delta menyebar, Dicky menilai, cakupan vaksinasi atau imunitas masyarakat masih rendah, sehingga penguatan dalam bentuk PPKM darurat atau lockdown menjadi hal yang lazim dilakukan pemerintah.

“Tapi kalau sekarang enggak. Karena lebih banyak ruginya, dan ongkosnya mahal secara sosial, politik, ekonomi,” tegas Dicky.

Lebih lanjut dia bilang, strategi yang pemerintah sedang lakukan juga sudah relatif tepat, walau masih belum kuat dan cenderung terlambat. Sehingga, Dicky menyarankan pemerintah agar akselerasi vaksinasinya dipercepat dan 3T diperkuat.

“Diperkuat itu misalnya dalam memakai masker, masker-nya untuk pelayan publik itu misalnya N-95, itu sebagai contohnya, WFH-nya kalau bisa 75% bagus saat ini, dengan PTM online,” lanjut  Dicky.

Baca Juga: Per 13 Februari: Kasus Corona RI Tembus 4.807.778, Patuhi Selalu Prokes

Selain itu, dalam hitungannya, puncak Covid-19 diperkirakan terjadi di akhir Februari atau di awal Maret, yang didominasi oleh wilayah Jawa-Bali.

Sedangkan wilayah di luar Jawa-Bali, modalitas atau lanskap imunitas-nya lebih lemah, sehingga hal tersebut sebenarnya lebih berbahaya.

“Sekali lagi, fenomena denominator, orang yang terinfeksi banyak, nanti proporsi orang yang meninggal, sakit, ini banyak, kalau tidak cepat dilindungi,” pungkas Dicky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×