kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Enam Investor Antre Membangun Pusat Data di KEK Nongsa, Batam


Minggu, 21 Juli 2024 / 17:03 WIB
Enam Investor Antre Membangun Pusat Data di KEK Nongsa, Batam
ILUSTRASI. Pengunjung berada di area properti Kinema Infinite Studio di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park (NDP) Batam, Kepulauan Riau.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Terdapat enam investor baru yang tengah antre untuk mendirikan pusat data di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park, Batam, Kepulauan Riau.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moediarso yang juga selaku Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK mengungkapkan, beberapa negara investor data center di Nongsa tersebut di antaranya China, Jepang hingga Amerika Serikat (AS), Sayangnya, dia tak menyebutkan berapa nilai investasinya.

“Jadi saat ini Nongsa sudah memulai (pembangunan) data center, ada 10 data center, ada enam yang sudah antre. Data center ini sekarang sangat masif karena beberapa tahun lalu Singapura moratorium karena kebutuhan listrik dan airnya besar sekali,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (18/7).

Susi menuturkan, hingga saat ini ada 10 data center yang bakal didirikan di KEK Nongsa Digital Park. Sembilan di antaranya dalam tahap pembangunan, sementara satu lagi masih tahap komitmen proyek.

Baca Juga: Hingga Semester I-2024, Total Realisasi Investasi di 22 KEK Mencapai Rp205,2 Triliun

Menurut dia, data center kini menjadi kebutuhan negara-negara dan perusahaan, oleh karena itu diperlukan lahan, sumber listrik dan air untuk pembangunan sistem penyimpanan data digital.

Susi tak menampik bahwa Indonesia menjadi sasaran negara besar seperti China dan AS, bahkan perusahaan IT asal Shanghai China yaitu GDS hanya melakukan investasi di Indonesia dan Jepang.

“Di Jepang itu malah pemerintah sana share, jadi saking butuhnya untuk investasi data center. Sedangkan di Batam, di Nongsa Digital Park sudah mulai membangun untuk GDS,” terang Susi.

Lebih lanjut, Susi menambahkan, untuk enam investor yang tengah mengantre, saat ini pihaknya tengah mencarikan luasan lahan yang tepat agar bisa segera mendirikan data center tersebut. Karena selain lahan, dibutuhkan pula pasokan listrik dan air yang cukup memadai.

“Satu data center itu rata-rata 3 sampai 4 (hektare) tapi plus semuanya sekitar 5 hektare. Jadi yang kemarin baru dapat 10 yang nyambung, jadi masih perlu lagi sekitar 20-30 hektare,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×