kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Empat tokoh dapat anugerah The Star of Soekarno


Senin, 28 September 2015 / 08:05 WIB
Empat tokoh dapat anugerah The Star of Soekarno


Sumber: Antara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Empat tokoh dunia menerima penghargaan The Star Of Soekarno karena dinilai berjasa dalam bidang keadilan, kemerdekaan dan kemanusiaan.

Mereka adalah Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mantan perdana menteri Malaysia Tun Mahathir Bin Mohammad, mantan presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz, dan mantan presiden Venezuela Hugo Rafael Chavez.

"Terima kasih atas kesediaan Anda menerima The Star Of Soekarno. Penganugerahan ini diharapkan memperkuat persahabatan dan persatuan dunia," kata Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, di Jakarta, Minggu (27/9).

Rachmawati mengatakan, penghargaan yang pertama kali dianugerahkan pada 2001 itu diberikan tidak hanya untuk menghargai kontribusi Soekarno pada Indonesia tetapi juga pada dunia.

Tun Mahathir bin Mohammad yang mewakili para penerima anugerah menyampaikan apresiasinya. Dia bercerita, sejak kecil telah mengikuti kiprah Soekarno.

"Jasa Soekarno tak boleh dilupakan. Ia memiliki kharisma dan mampu berpidato di depan ribuan orang serta menularkan semangatnya," kata dia.

Penghargaan diberikan langsung kepada Mahathir. Sementara penghargaan Fidel Castro diwakilkan pada Duta Besar Kuba Nirsia Castro Guevara. Untuk Hugo Chaves diwakilkan pada perwakilan Kedutaan Besar Venezuela Darwin Tovar. Adapun untuk Kim Jong Un diwakilkan oleh Ri Hyong Ju.

Kontroversi Kim Jong Un

Kontroversi penganugerahan terhadap Kim Jong Un memang mengemuka beberapa waktu lalu. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mengecam pemberian penghargaan itu. (Baca: Kontras Kecam Pemberian Soekarno Award untuk Kim Jong Un)

Haris menilai, pelanggaran HAM berat yang diduga kuat dilakukan oleh Pemerintah Korea Utara berdasarkan laporan dari Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Korea Utara seharusnya menjadi indikator penting dalam menentukan pemberian gelar dalam bentuk apapun. Ini termasuk pemberian gelar yang akan dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Soekarno.

Namun, Rachmawati menganggap Kim Jong Un bukanlah seorang diktator. Putri Soekarno itu menganggap, Kim Jong Un selama ini banyak diberitakan sebagai diktator karena ulah negara-negara Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×