Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2011 bisa melebihi 6%. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S. Alisjahbana sudah menyiapkan empat strategi untuk mencapai target tersebut.
Strategi itu yakni, menjaga daya beli atau konsumsi masyarakat dan meningkatkan arus investasi melalui penanaman modal dalam negeri dan asing. Selain itu, pemerintah akan menjaga tingkat produksi padi sehingga kebutuhan beras dalam negeri terpenuhi dan mewaspadai gejolak harga minyak mentah dunia yang bergerak di level US$ 100 per barel. "Kalau investasi kita cukup optimis," ujar Armida usai rapat koordinasi ketahanan pangan di kantor Menko Perekonomian, Rabu (9/3).
Menurut Armida, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2010 sebesar 6,4%. Berbeda dengan Armida, Menteri Keuangan Agus Martowardojo sebelumnya mengatakan pertumbuhan kuartal pertama 2010 bisa mencapai 6,6%."Itu semua kan baru prediksi kita tunggu nanti bulan April, Insya Allah di atas 6%," imbuhnya.
Sekadar informasi, pertumbuhan kuartal pertama 2010 year on year mencapai 5,7% atau sedikit meleset dari target 5,8%. Komponen pendorong pertumbuhan itu antara lain sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh sebesar 9,3%. Menyusul kemudian konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 3,9%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan menambahkan, belanja kementerian/lembaga juga harus menjadi perhatian lantaran menjadi penopang pertumbuhan. Dia berharap pemerintah belajar dari pengalaman penrtumbuhan konsumsi pemerintah yang minus. "Selama dua triwulan berturut-turut pemerintah memberikan kontribusi negatif growth," kata Rusman.
Rusman bilang, kalau sudah belajar dari pengalaman tahun lalu maka pencapaian konsumsi pemerintah pada kuartal pertama tahun ini bakal lebih tinggi ketimbang kuartal pertama 2010. Sehingga terjadi pertumbuhan positif dari belanja pemerintah. BPS mencatat pertumbuhan kuartal konsumsi pemerintah pada kuartal pertama 2010 minus 8,8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News