Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta beberapa pusat iklim dunia meramal, fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang akan bertahan selama beberapa waktu ke depan.
Dari analisis lembaga-lembaga tersebut, El Nino berpotensi bertahan hingga Februari 2024, meski dalam level moderat.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, El Nino yang masih akan bertahan hingga awal tahun 2024 berpotensi mengganggu pasokan pangan global dan dalam negeri.
Baca Juga: El Nino Jadi Ancaman Dalam Memenuhi Ketahanan Pasokan Pangan Nasional
Sehingga, "fenomena ini berpotensi menyebabkan kenaikan harga pangan dalam negeri, khususnya beras," terang Andry kepada Kontan.co.id, Rabu (1/11).
Bila menilik data Badan Pusat Statistik (BPS), memang terlihat beras menjadi sumber inflasi terbesar selama tiga bulan terakhir, atau sejak Agustus 2023 hingga Oktober 2023.
Pun secara akumulatif, atau melihat tingkat inflasi dari awal tahun 2023 hingga Oktober 2023, beras menyumbang andil terbesar, yaitu sebesar 0,49% dari tingkat inflasi yang sebesar 1,80% YtD.
Baca Juga: Gejolak Rupiah Beri Dampak pada Pergerakan Inflasi Oktober 2023
Meski demikian, Andry melihat upaya pemerintah dalam mengamankan pasokan beras cukup membuahkan hasil.
Adapun selama sepuluh bulan pertama tahun 2023, pemerintah telah mengimpor sekitar 2,3 juta ton beras untuk menahan harga beras dalam negeri.
"Jika pemerintah bisa konsisten memantau dan mengamankan pasokan, harga beras bisa terjaga hingga akhir tahun," tandas Andry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News