kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Eksekusi mati Bali Nine kemungkinan ditunda


Sabtu, 07 Maret 2015 / 15:04 WIB
Eksekusi mati Bali Nine kemungkinan ditunda
ILUSTRASI. Reksadana.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Uji Agung Santosa

CILACAP. Meski sebagian besar narapidana yang masuk dalam daftar eksekusi telah dipindahkan ke penjara super ketat, Nusakambangan, namun pelaksanaan eksekusi sepertinya akan ditunda.

Selain munculnya pernyataan dari Presiden Jokowi saat wawancara dengan TV Al Jazeera yang menyebutkan eksekusi tidak akan dilakukan pekan ini, penundaan juga sempat dikatakan para kerabat terpidana mati, yang menjenguk hari ini, Jumat, (6/3/2015).

Menurut Novarita kerabat terpidana mati Sylvester obiekwe Nwolise alias Mustofa, berdasarkan pemberitahuan pihak Lapas, pelaksanaan eksekusi akan ditunda.
"Eksekusi tidak akan dalam waktu dekat, saya diberitahu oleh orang dalam (LP)," ujar Novarita di Dermaga Wijaya Pura.

Novarita mengaku tidak tahu alasan penundaan tersebut, hanya saja dirinya mengaku senang mendengar kabar tersebut sambil berharap hukumannya akan berubah. "Saya tidak tahu kenapa, saya hanya berharap hukumannya dapat berubah, sama seperti harapnnya Sylvester," tuturnya.

Hal senada juga disebutkan oleh perempuan yang mendampingi Raheem Agbaje Salami, menurutnya kemungkinan besar eksekusi tidak akan dilakukan pekan ini, lantaran PTUN Jakarta akan menggelar sidang gugatan pada 9 Maret mendatang. Sebelumnya pihak Raheem menggugat presiden Joko Widodo ke PTUN, lantaran penolakan grasinya dianggap cacat hukum.

"Tidak akan pekan ini, kan PTUN akan segera menggelar sidang," ujar perempuan yang enggan disebutkan namanya usai keluar dari Wijaya Pura.
Tampaknya eksekusi benar benar ditunda, hal itu tampak dari para terpidana yang belum dipindahkan ke ruang Isolasi. Secara prosedural, beberapa hari sebelum dieksekusi para terpidana mati dimasukan terlebih dahulu ke ruang isolasi.

Seperti diutarakan oleh kuasa hukum Raheem, Utomo Karim. Menurutnya, saat bertemu siang tadi, Raheem dipanggil dari ruang asimilasi.
"Tadi dia (Raheem) dipanggil dari ruang asimilasi, bukan isolasi," ujar Utomo.

Menurutnya juga, diruang asimilasi kliennya masih dapat melakukan aktivitas seperti narapidana lainnya. Hanya saja ruang tahannanya terbatas."Masih biasa, hanya saja bera diruang asimilasi, kan untuk penyesuaian dipenjara baru, itu kan lumrah," katanya.

Raheem memang baru saja dipindahkan dari Lapas kelas satu Madium Rabu lalu (4/3/2015).

Menurut Utomo, suasana di penjara juga tidak nampak seperti akan segera dilakukannya eksekusi. Dirinya menurut Utomo masih bisa ‎bertemu dan makan bersama dengan kliennya tersebut. Hal itu berarti kliennya belum diisolasi.

"Masih seperti biasa, masih bisa makan bersama dan malahan tadi saya Sholat Jumat di sana (LP Besi), hanya sja Raheem tidak, dia kan Katolik," katanya.
Kondisi yang sama juga terjadi pada Sylvester. Pria yang ditangkap pertama kali karena menyelundupkan 1,2 Kg heroin di Bandar Soekarno Hatta 2002 silam tersebut, masih berbaur dengan Napi lainnya di LP Batu, Nusakambangan.

"Ketika dijenguk tadi dia (Sylvester) masih berbaur dengan narapidana lainnya, di LP Batu," ujar Novarita.

Sementara itu berdasarkan informasi Duo Bali Nine sendiri, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, masih berada di LP Besi bersama Raheem. Mereka berada di ruangan terpisah, yang masing-masing ruangan hanya diisi oleh satu orang.

Ketika dikonfirmasi, Utomo mengatakan saat bertemu Raheem, dirinya tidak melihat duo Bali nine tersebut. Pasalnya pertemuan tidak dilakukan diruang besuk.

"Meski katanya (Dua Bali Nine) di sana (LP Besi), tapi tadi saya tidak melihatnya, karena pertemuan tadi dilakukan di ruangan khusus," katanya.

Belum pastinya waktu eksekusi juga tampak dari pulangnya para Jaksa dari Cilacap Jawa Tengah. Hal itu diutarakan oleh salah seorang resepsiones hotel, yang lokasinya tidak jauh dari dermaga Wijaya Pura. Menurutnya sekitar dua hari lalu, tiga orang yang mengaku dari kejaksaan Chek out dari hotel tempat dia bekerja.

Hanya saja ketika ditanya apakah pegawai kejaksaan yang dimaksud berasal dari Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah atau Kejaksaan Agung, pegawai hotel tersebut mengaku tidak mengetahuinya.

"Dari kejaksaan juga menginap di sini, hanya saja dua hari lalu mereka Chek out, katanya eksekusi tidak akan minggu ini. Cuma saya tidak tahu apakah dari Jakarta atau Semarang," katanya. (Taufik Ismail)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×