Reporter: Narita Indrastiti, Maria Rosita |
JAKARTA. Meski kekhawatiran terhadap krisis global terus meningkat, para ekonom yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2011 masih tetap tinggi. Sri Adiningsih, ekonom Universitas Gajah Mada (UGM) mememperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut bisa mencapai 6,7%. Lebih tinggi dari pertumbuhan di triwulan II yang hanya 6,5%.
Menurutnya, tingginya pertumbuhan ekonomi itu ditopang oleh konsumsi masyarakat yang meningkat. "Di triwulan III itu ada bulan Puasa dan Hari Raya Idul Fitri, sehingga konsumsi pasti tinggi," ujar Sri, Kamis (3/11).
Menurut Sri, inflasi yang terkendali ikut mendorong meningkatnya daya beli masyarakat. Selain konsumsi, derasnya aliran investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang masuk ke Indonesia, juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sementara turunnya nilai ekspor Indonesia belakangan ini tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Selama neraca perdagangan masih surplus, maka pertumbuhan ekonomi masih bisa dijaga.
Berbeda dengan Sri, Ekonom EC-Think Aviliani mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 tidak akan melampaui pertumbuhan yang dicapai pada triwulan II. Ia memprediksi, pertumbuhan di triwulan III maksimal 6,5%. "Belum ada faktor signifikan yang mengerek laju pertumbuhan ekonomi di triwulan III," ujarnya.
Ekonom Universitas Atmajaya, A. Prasetyantoko justru berpendapat, perekonomian di triwulan II bakal melambat. Alasannya, kinerja ekspor Indonesia selama periode itu sedikit turun. "Saya perkirakan pertumbuhan triwulan III hanya 6,4%," ujarnya.
Meski berbeda pendapat, hampir semua ekonom memastikan, pertumbuhan hingga akhir tahun bisa mencapai 6,5%, atau sesuai target di APBN-Perubahan 2011. faktor konsumsi domestik dan investasi masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini.
Hanya saja, Sri mencatat pertumbuhan hingga akhir tahun tidak akan lebih dari 6,5%. "Ada faktor musim yang fluktuatif yang menyebabkan pangan mengalami gangguan produksi. Terlebih jika ada musibah banjir, tentu perekonomian melambat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News