Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Optimisme konsumen di bulan Agustus 2015 mulai kendor. Hal tersebut tergambar dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia (BI) Agustus 2015 yang naik 2,7 poin dari bulan sebelumnya menjadi 112,6.
Kenaikan indeks didorong dua komponen, pertama Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 2,4 poin menjadi 101,2. Dan kedua, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang naik sebesar 3,1 poin menjadi 124,0.
Namun dari survei BI terlihat, masih rendahnya ketersediaan lapangan kerja membuat konsumen cenderung menahan pembelian barang tahan lama. Ini diperlihatkan dari indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama yang hanya naik tipis 0,1 dari Juli 2015 sebesar 97,0 menjadi 97,1 pada Agustus 2015.
Banyaknya masyarakat yang menahan pembelian barang tahan lama atau durable goods membuat porsi tabungan konsumen meningkat. "Peningkatan porsi tabungan terhadap pendapatan naik 1,1% dari bulan sebelumnya 20,3%," tulis BI dalam laporannya yang dirilis Rabu (2/9).
Walau saat ini masyarakat pesimistis dengan ketersediaan lapangan kerja, namun mereka masih percaya penghasilan akan naik dalam 6 bulan ke depan. Ini ditunjukkan dengan kenaikan indeks ekspektasi penghasilan sebesar 5,7 poin menjadi 143,4. Keyakinan terutama dari kelompok masyarakat dengan pengeluaran Rp 1 juta-Rp 2 juta dan Rp 2 juta-3 juta per bulan.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, secara keseluruhan daya beli konsumen masih loyo meski IKK naik di bulan Agustus 2015. Ini jelas terlihat dari masih lemahnya pembelian barang tahan lama.
Rupiah yang melemah signifikan dan serapan belanja pemerintah yang minim jadi alasan konsumen urung membelanjakan uangnya. Namun dalam enam bulan ke depan, konsumen memiliki harapan perbaikan ekonomi, sehingga mendorong daya beli.
Hingga akhir tahun, David memperkirakan konsumsi masyarakat masih landai. "Pertumbuhannya 4,9%," katanya. Prediksi ini senada dengan hitungan BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News