kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonomi RI menunggu implementasi paket


Selasa, 12 April 2016 / 12:01 WIB
Ekonomi RI menunggu implementasi paket


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Dunia menilai pemulihan ekonomi Indonesia belum terlalu kuat. Bahkan jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, seperti Filipina dan Vietnam, pemulihan perekonomian yang terjadi di Indonesia masih kalah.

Kondisi perekonomian dalam negeri dinilai World Bank  belum kuat karena masih terkendala belum adanya bukti keberhasilan implementasi paket reformasi kebijakan ekonomi. Bank Dunia juga masih meragukan kemampuan Pemerintah Indonesia dalam mengimplementasikan berbagai proyek investasi.

Itulah sebabnya dalam laporan Maret 2016, Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi RI tahun 2016 menjadi 5,1%. Prediksi  itu turun 0,2 poin dibandingkan proyeksi pada Desember 2015  yang sebesar 5,3%.

Menurut Bank Dunia, negara yang punya prospek ekonomi paling kuat di Asia Tenggara saat ini adalah Filipina dan Vietnam. Pertumbuhan ekonomi kedua negara itu diramalkan bakal mencapai lebih dari 6% pada tahun ini.

Kepala ekonom Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diprediksi 5,1%. Sedangkan tahun 2017 pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan naik menjadi 5,3%. "Tergantung keberhasilan paket reformasi dan implementasi program investasi publik," kata Sudhir, Senin (11/4)

Bank Dunia menilai program investasi yang ditargetkan Indonesia terlalu ambisius. Seperti yang sering diungkapkan, Pemerintah Indonesia memang mendorong realisasi pembangunan infrastruktur termasuk menarik investasi asing lebih besar. Bahkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) tahun 2016, pemerintah tidak akan menurunkan target pertumbuhan ekonomi dari 5,3% dalam APBN 2016.

Wakil presiden Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kawkwa menambahkan, turunnya prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia terjadi seiring dengan perkiraan adanya pelambatan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Timur dan Pasifik tahun ini. Jika pada 2015 pertumbuhan kawasan itu mencapai 6,5%, turun menjadi hanya 6,2% di 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×