kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Ekonomi Indonesia Tumbuh Lambat, Menuju Negara Berpendapatan Tinggi Masih Panjang


Minggu, 04 Agustus 2024 / 16:55 WIB
Ekonomi Indonesia Tumbuh Lambat, Menuju Negara Berpendapatan Tinggi Masih Panjang
ILUSTRASI. SCAN AND GO Supermarket & Pharmacy meresmikan gerai kelima di Indonesia terletak di CBD Family Mall, Tangerang (8/3/2023). Gerai supermarket dan farmasi yang mengusung teknologi digital ini menjajikan pengalaman baru berbelanja, yaiyu pengalaman praktis belanja online di toko offline. KONTAN/Muradi/2023/03/08


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjalanan Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi dinilai masih sangat panjang. Hal ini mengingat pertumbuhan Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita yang tumbuh lambat.

Pada tahun 2013, GNI per kapita Indonesia mencapai US$ 3.710, dan tahun 2023 hanya US$ 4.870, atau tumbuh riil 2,75% per-tahun.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin menghitung, jika pertumbuhan yang sama terjadi di masa mendatang, maka perlu 39 tahun bagi Indonesia untuk memasuki era pendapatan kelas atas, atau US$ 14.005 per kapita.

Baca Juga: Hilirisasi Dorong Maluku Utara Jadi Pionir Lepas dari Middle Income Trap

"Apalagi jika kita memasukkan bonus demografi berakhir tidak lama lagi, yaitu 2040. Maka tantangan kita 39 tahun ke depan akan lebih besar daripada tantangan kita dalam 10 tahun terakhir. Tua sebelum kaya sangat mungkin akan menjadi destiny bangsa kita, padahal yang kita impikan adalah kaya sebelum tua," kata Wijayanto kepada Kontan, Minggu (4/8).

Wijayanto bilang, pemerintahan Prabowo akan memimpin selama 5 bahkan 10 tahun ke depan, artinya Prabowo adalah Nahkoda Kapal Indonesia di tahun-tahun paling krusial di mana 33% sampai 67% era  bonus demografi masih bisa dinikmati.

"Apa yang Pemerintahan Prabowo laksanakan merupakan make or break bagi bangsa kita, dalam kata lain, beliau tidak boleh gagal. Dalam 5 tahun lagi sebenarnya kita sudah dapat memprediksi dengan sangat akurat, tahun 2045 atau 2065 nanti Indonesia akan menjadi negeri macam apa," ujarnya.

Wijayanto pun mengungkapkan sejumlah strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.

Baca Juga: Tantangan Berat Melecut Ekonomi dari Jebakan 5%

Pertama, pengelolaan Fiskal harus stabil dan berkelanjutan dengan menghentikan utang serampangan dan pemanfaatannya yang sembarangan, karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN) akan terus menjadi andalan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan. 

Kedua, pemerintahan Prabowo perlu memastikan daya saing ekonomi yang terus meningkat. Hilangkan ekonomi biaya tinggi dan perbaiki iklim usaha. Pemerintah perlu hadirkan investasi berkualitas baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN). 

"Misalnya, limpahan investasi berkualitas dari Tiongkok, yang selama ini dinikmati oleh Vietnam, Thailand dan Laos, harus jadi prioritas kita," terangnya.

Selain itu, biaya logistik harus ditekan, proyek infrastruktur yang mahal namun terlepas dari agenda ekonomi lainnya, seperti yang terjadi dalam 10 tahun ini, harus diakhiri. Pastikan proyek-proyek tersebut terintegrasi dengan agenda utama perekonomian nasional. 

"Regulasi tumpang tindih dan birokrasi berbelit harus diakhiri," tegasnya.

Ketiga, hentikan deindustrialisasi dini, dengan memberikan insentif yang memadai bagi sektor manufaktur. Selama ini mereka cenderung dianaktirikan, terutama jika dibandingkan dengan sektor SDA (sumber daya alam), khususnya nikel.

Baca Juga: Modal Penting Keluar dari Middle Income Trap

Keempat, pengembangan Sumber Daya Manusia perlu mendapat perhatian utama. Ajaran di sekolah formal harus sesuai dengan kebutuhan dunia baru, salah satunya dengan mendorong kolaborasi dunia usaha dan dunia pendidikan. Kemudian, korporasi diberi insentif untuk memprioritaskan training bagi para karyawannya.

Kelima, korupsi masif yang hampir terjadi setiap lini aktifitas ekonomi harus ditekan. 

"Ini seperti kolesterol yang menumpuk dalam urat darah ekonomi kita. Jika tidak dicarikan solusi, ekonomi kita bisa stroke atau kena serangan jantung," tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, menurut laporan Bank Dunia bertajuk World Development Report 2024: The Middle Income Trap,  Indonesia sendiri memang masuk kategori upper middle income country atau negara berpendapatan menengah-atas.

Baca Juga: Keluar dari Middle Income Trap, Sri Mulyani: Infrastruktur Jadi Komponen Penting

Dilaporkan pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita Indonesia mencapai US$ 4,870 di tahun 2023. Namun, posisi Indonesia paling rendah dibandingkan negara-negara lain yang masuk kategori ini.

GNI per Kapita (US$) 

  1. Indonesia 4,870
  2. Afrika Selatan 6,750
  3. Kolombia 6,870
  4. Brasil 6,870
  5. Kazakhstan 10,940
  6. Turki 11,650
  7. Malaysia 11,970
  8. Meksiko 12,10
  9. Argentina 12,520
  10. China 13,40
  11. Kosta Rika 13,850
  12. Rusia 14,250

Kepala Ekonom Bank Dunia Indermit Gill memprediksi bahwa Indonesia setidaknya membutuhkan waktu 70 tahun untuk bisa mencapai pendapatan per kapita setara negara maju.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjebak di Level 5%, Begini Kata Bappenas

"Pada tren saat ini, China akan membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun hanya untuk mencapai seperempat pendapatan per kapita Amerika Serikat, Indonesia hampir 70 tahun, dan India 75 tahun," tulis Gill dalam laporan tersebut, dikutip Minggu (4/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×