kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   16.000   0,62%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Ekonomi Indonesia 2026 Diproyeksi Membaik, Meski Lebih Rendah dari Target Pemerintah


Minggu, 28 Desember 2025 / 11:17 WIB
Diperbarui Minggu, 28 Desember 2025 / 11:23 WIB
Ekonomi Indonesia 2026 Diproyeksi Membaik, Meski Lebih Rendah dari Target Pemerintah
ILUSTRASI. ekonomi Indonesia 2026 diproyeksi membaik karena resiliensi domestik, namun tantangan global perlu diwaspadai


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 diproyeksi membaik, meski tak mampu melaju lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena dampak dari ketidakpastian global masih tinggi, juga konsumsi rumah tangga yang belum membaik.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede membeberkan, tahun depan ekonomi global masih diliputi ketidakpastian yang diperkirakan akan cukup berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, terutama melalui jalur perdagangan dan sektor keuangan. Sejumlah risiko tersebut telah diidentifikasi, salah satunya terkait dengan perlambatan ekonomi China.

Josua mencatat, pada semester I 2025 pertumbuhan ekonomi China masih relatif solid dengan rata-rata 5,3%. Namun, pada kuartal III 2025, pertumbuhan ekonomi China tercatat telah berada di bawah 5%. Kondisi tersebut dinilai berpotensi menimbulkan risiko tambahan terhadap kinerja perekonomian Indonesia, khususnya dari sisi perdagangan.

Risiko selanjutnya adalah berkaitan dengan dampak penuh dari risiko tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Proyeksi Ekonomi 2026: Konsumsi dan Sektor SDA Kuat, Manufaktur Padat Karya Menantang

Meski terdapat dampak dari global, Josua menilai kondisi perekonomian Indonesia dibandingkan dengan negara lain hingga kuartal III tahun ini masih menunjukkan tingkat resiliensi.

Artinya, di tengah kondisi global yang memperlihatkan berbagai pelemahan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap terjaga dan berada di kisaran 5% pada tahun ini. Hal tersebut mencerminkan bahwa perekonomian domestik masih menunjukkan kondisi yang positif.

Oleh karena itu, ekonomi domestik dipandang menjadi salah satu kunci utama yang menopang resiliensi perekonomian Indonesia, terutama jika dibandingkan dengan sejumlah negara maju maupun negara berkembang lain yang tingkat resiliensinya dinilai relatif lebih lemah.

Pada tahun depan, Josua memperkirakan kondisi ekonomi Indonesia akan membaik tercermin dari, data November 2025 yang menunjukkan aktivitas manufaktur Indonesia masih berada dalam fase ekspansif. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa meskipun perekonomian global masih diliputi ketidakpastian dan perlambatan, permintaan di sektor manufaktur Indonesia kemungkinan besar masih ditopang oleh pesanan domestik.

Perkembangan tersebut diperkirakan akan turut memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan yang cenderung membaik.

“Dalam konteks ekonomi domestik, kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional 2025 berada di kisaran 5,0%–5,1% dan meningkat pada 2026 di kisaran 5,1%– 5,2%,” tutur Josua beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Belanja APBN 2026 Tembus Rp 3.842,7 Triliun, Indef Ingatkan Kualitas & Risiko Fiskal

Adapun meski cenderung membaik, proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari target pemerintah yakni mencapai 5,4% di 2026.

Josua menyebut, pertumbuhan ekonomi tahun depan tak akan sebesar yang diperkirakan pemerintah karena terhambat laju konsumsi rumah tangga.

Saat ini konsumsi rumah tangga masih mengalami perlambatan, terutama setelah pergeseran fokus belanja pemerintah dari pembangunan infrastruktur pada 2024, kemudian saat ini ke program-program sosial yang realisasinya belum merata.

“Kalau kita bandingkan dengan pertumbuhan di beberapa tahun sebelumnya, yaitu adalah sektor konsumsi. Ini juga mengalami perlambatan cukup signifikan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa pada 2024 masih berlangsung banyak pembangunan infrastruktur, sementara pada tahun berjalan kuartal I hingga kuartal III 2025 pembangunan infrastruktur diperkirakan hanya mencapai sekitar setengah dari capaian 2024, yakni sekitar 30%–39% sedangkan saat ini hanya 7,2%, sehingga mengindikasikan perlambatan yang cukup signifikan.

Meski demikian, Josua menilai, pertumbuhan ekonomi bisa melebihi kisaran 5,1% hingga 5,2% di 2026 apabila pemerintah benar-benar memaksimalkan berbagai program prioritas agar berjalan dan terserap sepenuhnya.

Pemerintah, menurutnya, sudah memiliki berbagai program prioritas seperti makan bergizi gratis (MBG), pembangunan tujuh 3 juta rumah, serta program terkait Korporasi Merah Putih.

Baca Juga: UMP 2026 Ditolak, Ribuan Buruh Ancam Turun ke Jalan 29-30 Desember 2025

Karena itu, ia menekankan bahwa ekspansi fiskal tetap perlu dilakukan secara terukur untuk menjaga stabilitas, sambil tetap fokus pada program-program prioritas tersebut yang dinilai mampu mendorong akselerasi investasi dan konsumsi.

Ia juga menyoroti pentingnya penguatan kepentingan domestik. Program-program produksi, menurutnya, harus dirancang agar tepat sasaran dan tepat waktu, khususnya menyasar kelas menengah yang memiliki daya beli besar.

Di sisi lain, pemerintah harus berhati-hati dalam meningkatkan pembiayaan dan memanfaatkan berbagai peluang pendapatan negara, seperti pajak karbon dan individual pajak transportasi, yang nilainya masih belum tergarap optimal.

Rekomendasi selanjutnya berkaitan dengan investasi. Ia menilai pemerintah sudah memiliki satgas, regulasi, serta laporan-laporan pendukung, sehingga perlu dioptimalkan dengan menyusun pipeline proyek di berbagai sektor keuangan, energi, digitalisasi logistik, pariwisata, hingga perumahan beserta perhitungan risiko yang jelas. Dengan demikian, investor akan memiliki kepastian dan lebih percaya diri menanamkan modal.

Selanjutnya: Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026

Menarik Dibaca: Pilihan Moisturizer Wardah​ Terbaik yang Recomended buat Semua Jenis Kulit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×