Reporter: Bidara Pink, Umar Tusin | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Rabu (19/2) hingga Kamis (20/2). Sejumlah ekonom menyarankan BI memangkas lagi suku bunga 25 basis poin menjadi 4,75% untuk membantu menghidupkan ekonomi yang terancam melambat.
Seperti yang diketahui, saat ini masih muncul ketidakpastian global yang bersumber dari wabah virus corona yang mengganggu aktivitas ekonomi. Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi mengatakan, BI perlu memangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps ke level 4,75% dalam RDG bulan ini.
Baca Juga: Antisipasi perlambatan ekonomi, BI disarankan menggunting suku bunga cuan 25 bps
"Pemotongan ini akan membantu memberi stimulus kepada pertumbuhan ekonomi dari sisi moneter di tengah risiko perlambatan ekonomi global," kata Eric kepada Kontan.co.id, Selasa (18/2).
Selain sebagai stimulus, Eric juga memandang ekonomi domestik masih butuh relaksasi penurunan suku bunga. Apalagi, inflasi dan rupiah cenderung stabil.
Hanya saja, Eric mengatakan, perlu pula dorongan dari sisi kebijakan fiskal untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurutnya, pemerintah bisa membeirkan kebijakan fiskal seperti bantuan langsung tunai (BLT) atau menggelar proyek padat karya untuk memberi tambahan pendapatan terutama bagi rumah tangga berpendapatan rendah.
Tujuannya untuk menjaga daya beli masyarakat sehingga mendorong konsumsi. Terlebih, konsumsi merupakan motor penggerak terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Baca Juga: Bahana Sekuritas menilai BI perlu pangkas suku bunga acuan sebanyak 25 bps
Senada dengan Eric, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira juga memelihat BI masih punya ruang memangkas suku bunga 25 bps pada bulan ini.
Menurut Bhima, ini sebagai langkah untuk menstimulus perbankan dan dunia usaha.
Baca Juga: IHSG diprediksi menguat pada Rabu (19/2), ini sentimennya
"Bunga kredit yang lebih murah bisa meringankan beban pelaku usaha dan menciptakan kepercayaan pada sektor keuangan," jelas Bhima.
Memang, menurut Bhima, efek penurunan suku bunga ke pertumbuhan ekonomi butuh waktu. Namun setidaknya relaksasi moneter yang dilakukan bank sentral akan membuat biaya produksi terjaga dan meningkatkan kemampuan dunia usaha mengantisipasi perlambatan ekonomi karena virus corona.
Baca Juga: Hasil Keputusan BI Tak Akan Goyang IHSG, Begini Rekomendasi Analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News