kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom yakin optimisme konsumen masih akan meningkat hingga akhir tahun


Senin, 08 November 2021 / 18:45 WIB
Ekonom yakin optimisme konsumen masih akan meningkat hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan Oktober 2021 sebesar 113,4


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumen kembali optimistis terhadap kondisi perekonomian bulan Oktober 2021. Hal ini terlihat dari survei konsumen Bank Indonesia (BI) yang mengindikasikan peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

IKK pada bulan laporan sebesar 113,4 atau lebih tinggi dari 95,5 pada bulan September 2021. Karena indeksnya lebih dari 100, maka ini berarti IKK sudah kembali ke area optimistis setelah pada tiga bulan sebelumnya tercatat pada area pesimistis.

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, peningkatan optimisme ini seiring dengan adanya relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Optimisme ini meningkat seiring relaksasi PPKM dan perkembangan penanganan pandemi yang makin bagus. Ini akan terus berkorelasi dengan kondisi keyakinan masyarakat,” ujar David kepada Kontan.co.id, Senin (8/11).

Baca Juga: Masuki kuartal IV 2021, konsumen kembali optimistis

David pun memperkirakan, hingga akhir tahun, optimisme masyarakat masih akan terjaga. Bahkan, ada kemungkinan peningkatan IKK seiring dengan perbaikan mobilitas dan pola musiman Natal dan Tahun Baru.

Namun, David meminta Indonesia tidak terlena. Pasalnya, masih ada kemungkinan peningkatan kasus bila berkaca dari kondisi yang terjadi di negara-negara tetangga. Ini didorong oleh peningkatan mobilitas.

Untuk itu, pemerintah masih perlu bekerja keras dalam menangani pandemi. Dalam hal ini memperkuat tingkat vaksinasi dan testing, tracing, treatment (3T), serta mengimbau masyarakat untuk tetap taat protokol kesehatan.

“Balik lagi ke masalah kesehatan. Korelasi sangat erat. Kepercayaan, mobilitas, keinginan belanja itu sangat berkaitan. Jadi, untuk menjaga optimisme masyarakat, harus menjaga tingkat kasus Covid-19,” tandas David.

Selanjutnya: Sri Mulyani pangkas suntikan modal BUMN tahun 2022 jadi Rp 35,5 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×