Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, memperkirakan, posisi cadangan devisa September 2021 tak akan berubah banyak dari posisi pada bulan Agustus 2021.
Seperti yang kita ketahui, pada bulan Agustus 2021 cadangan devisa Indonesia tercatat US$ 144,8 miliar, atau menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
Posisi ini juga melesat US$ 7,5 miliar dari posisi akhir Juli 2021 yang sebesar US$ 137,3 miliar karena Indonesia mendapatkan alokasi Special Drawing Right (SDR) dari Dana Moneter Internasional (IMF).
“Cadangan devisa pada September 2021 masih berada di level stabil, antara US$ 143 miliar hingga US$ 145 miliar. Jadi, kalau potensi turun tidak akan signifikan, kalau potensi naik juga tidak akan signifikan,” ujar Riefky kepada Kontan.co.id, Rabu (6/10).
Baca Juga: Pada Agustus catat rekor, ini perkiraan cadangan devisa bulan September 2021
Riefky kemudian menjabarkan beberapa hal yang memengaruhi kondisi cadangan devisa Indonesia. Peningkatan cadangan devisa akan didorong oleh adanya peningkatan harga komoditas andalan ekspor.
Namun, efeknya masih akan terbatas pada September 2021, mengingat peningkatan harga komoditas baru terjadi sepekan belakangan. Sebaliknya, risiko penurunan cadangan devisa akan datang dari keluarnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik.
Ke depan, Riefky memperkirakan cadangan devisa masih akan tetap kuat, dan bahkan pada akhir tahun akan bergerak di kisaran US$ 142 miliar hingga US$ 144 miliar.
Baca Juga: Begini prospek cadangan devisa September 2021 dari ekonom BCA
Hal ini seiring dengan adanya kemungkinan pengurangan likuiditas (tapering off) dari The Federal Reserve yang mengancam nilai tukar rupiah. Apalagi, santer kabar beredar tapering off ini akan terjadi pada kuartal IV-2021.
Namun, dengan bantalan yang masih kuat, Riefky memperkirakan nilai tukar rupiah tetap akan bisa bergerak di kisaran Rp 14.200 hingga Rp 14.400.
Akan tetapi, kalau tapering off terjadi pada awal tahun depan, Riefky memperkirakan nilai tukar rupiah bisa bergerak di kisaran Rp 14.000 - Rp 14.200 pada akhir tahun 2021.
Selanjutnya: Pemulihan ekonomi jadi pendukung kinerja, berikut rekomendasi saham perbankan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News