kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Ekonom: tak mudah jaga inflasi selama Ramadan


Kamis, 25 Juli 2013 / 10:58 WIB
Ekonom: tak mudah jaga inflasi selama Ramadan
ILUSTRASI. Mengapa Planet Saturnus Memiliki Cincin? Yuk Cari Tahu Di Sini, Berikut Penjelasannya


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa inflasi akan mencapai puncaknya pada bulan Juli. Ini sebagai dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pola inflasi menjelang Idul Fitri. BI memprediksi, inflasi meningkat antara 2,3%-2,5% memasuki semester kedua 2013. Ekonom menilai bahwa menjaga inflasi pada masa ini bukanlah hal yang mudah.

“Tak mudah mengendalikan inflasi saat Ramadan,” sebut ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Ahmad Erani Yustika.

Ia membandingkan dengan kenaikan harga BBM di tahun 2005 dan 2008. Pada 2005, harga BBM naik 2 kali yakni bulan Maret dan Oktober. Saat itu, bulan Ramadan berlangsung di bulan Oktober.

“Kondisinya mirip seperti ini. BBM naik menjelang Ramadan. Tapi saat itu inflasinya luar biasa tinggi, 8,7%,” ujar Erani.

Sedangkan pada 2008, inflasi sudah mulai terkendali. Posisi kenaikan BBM di bulan Mei dan Ramadan di bulan September. Saat itu, inflasi kala Ramadan yakni 0,97%.

Meski tak ada dampak kenaikan BBM, inflasi cenderung memang tinggi menjelang Idul Fitri. Di tahun 2011, inflasi tercatat 0,93% pada bulan Ramadan. Lalu di Ramadan 2012, inflasi berada di posisi 0,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×