kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom: tak mudah jaga inflasi selama Ramadan


Kamis, 25 Juli 2013 / 10:58 WIB
Ekonom: tak mudah jaga inflasi selama Ramadan
ILUSTRASI. Mengapa Planet Saturnus Memiliki Cincin? Yuk Cari Tahu Di Sini, Berikut Penjelasannya


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa inflasi akan mencapai puncaknya pada bulan Juli. Ini sebagai dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pola inflasi menjelang Idul Fitri. BI memprediksi, inflasi meningkat antara 2,3%-2,5% memasuki semester kedua 2013. Ekonom menilai bahwa menjaga inflasi pada masa ini bukanlah hal yang mudah.

“Tak mudah mengendalikan inflasi saat Ramadan,” sebut ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Ahmad Erani Yustika.

Ia membandingkan dengan kenaikan harga BBM di tahun 2005 dan 2008. Pada 2005, harga BBM naik 2 kali yakni bulan Maret dan Oktober. Saat itu, bulan Ramadan berlangsung di bulan Oktober.

“Kondisinya mirip seperti ini. BBM naik menjelang Ramadan. Tapi saat itu inflasinya luar biasa tinggi, 8,7%,” ujar Erani.

Sedangkan pada 2008, inflasi sudah mulai terkendali. Posisi kenaikan BBM di bulan Mei dan Ramadan di bulan September. Saat itu, inflasi kala Ramadan yakni 0,97%.

Meski tak ada dampak kenaikan BBM, inflasi cenderung memang tinggi menjelang Idul Fitri. Di tahun 2011, inflasi tercatat 0,93% pada bulan Ramadan. Lalu di Ramadan 2012, inflasi berada di posisi 0,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×