kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Sebut Pelemahan Rupiah Jadi Penyebab Utang Luar Negeri BUMN Naik


Kamis, 19 Januari 2023 / 21:40 WIB
Ekonom Sebut Pelemahan Rupiah Jadi Penyebab Utang Luar Negeri BUMN Naik


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan utang luar negeri (ULN) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada November 2022 mengalami kenaikan 0,67% month on month (MoM) yaitu dari Oktober  2022 sebesar US$ 55,03  miliar menjadi US$ 55,41 miliar pada November 2022.

Melansir keterangan BI, Kamis (19/1), sementara secara tahunan mengalami penurunan sebesar 3,66% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021 yang mencapai US$ 57,51 miliar.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menduga, kenaikan secara bulanan ULN BUMN tersebut dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah yang sempat mengalami pelemahan yang mengakibatkan pembayaran ULN BUMN bisa menjadi lebih mahal.

"Apalagi kita tahu, bahwa ULN yang dilakukan oleh swasta banyak dilakukan dalam bentuk mata uang dolar Amerika Serikat (AS), sehingga ketika rupiah melemah dan dolar AS menguat, ini tentu akan mempengaruhi nominal dari ULN itu sendiri," ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Kamis (19/1).

Baca Juga: Gubernur BI Perry Warjiyo Sebut Kenaikan Suku Bunga Sudah Memadai, Kode Apa?

Sementara secara tahunan, penurunan ULN BUMN tersebut bisa diakibatkan oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah jatuh tempo dari utang lebih banyak terjadi di tahun lalu jika dibandingkan dengan tahun 2022.

Selain itu, ekspansi usaha yang dilakukan BUMN juga tidak sebesar jika dibandingkan dengan tahun lalu.

"Untuk faktor yang diantisipasi proses melindungi nilai dari utang yang dilakukan oleh BUMN karena pelindung nilai inilah yang bisa membantu BUMN untuk tidak lonjak nilai utangnya ketika terjadi perubahan dari nilai tukar utang mereka," jelas Yusuf.

Dalam ULN BUMN dikelompokkan menjadi tiga, diantaranya Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), dan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK).

Secara bulanan, penurunan ULN BUMN terjadi pada kelompok Bank yang mengalami penurunan sebesar 0,23% yaitu dari Oktober 2022 sebesar US$ 8,59 miliar menjadi US$ 8,57 miliar pada November 2022.

Sebaliknya, ULN BUMN LKBB justru mengalami kenaikan 9,50%, yakni dari Oktober 2022 sebesar US$ 2,10 miliar menjadi US$ 2,30 miliar pada November 2022. Sama halnya dengan ULN BUMN PBLK yang juga naik 0,43% dari US$ 44,34 miliar pada Oktober 2022 menjadi US$ 44,53 miliar pada November 2022.

Adapun secara tahunan, pertumbuhan ULN BUMN mengalami penurunan pada semua kelompok. Adapun pada ULN BUMN Bank mengalami penurunan sebesar 13,88% YoY yaitu dari November 2021 sebesar US$ 9,95 miliar menjadi US$ 8,57 miliar pada November 2022.

Baca Juga: Waspadai Risiko Gagal Bayar Utang Luar Negeri BUMN

Sementara itu, ULN LKBB juga mengalami penurunan sebesar 20,60% YoY pada November 2021 sebesar US$ 2,90 miliar menjadi US$ 2,30 miliar pada November 2022.

Begitu juga dengan ULN PBLK yang juga mengalami penurunan sebesar 0,28% YoY dari November 2021 sebesar US$ 44,66 miliar menjadi US$ 44,53 miliar pada November 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×