Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memandang ruang penurunan suku bunga acuan ke depan akan terbatas. Bank Indonesia (BI) juga diperkirakan masih akan fokus dalam menjaga pertumbuhan ekonomi.
"BI akan hadir dengan bauran kebijakan moneter dan akomodatif dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," ujar ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada Kontan.co.id, Selasa (20/4).
Selain itu, suku bunga acuan yang rendah memang diperlukan untuk Indonesia yang pemulihan ekonominya diperkirakan akan meningkat secara bertahap. Tak hanya itu, spread suku bunga yang atraktif juga perlu dijaga untuk menahan gejolak akibat meningkatnya imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun.
"Upaya ini bisa menahan aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik dan lebih menjaga pergerakan nilai tukar rupiah," tambah Faisal.
Baca Juga: Selain kebijakan suku bunga acuan, ini 9 jurus BI untuk mendukung perekonomian
Ke depan, Faisal melihat pemulihan ekonomi bakal lebih masif di semester II-2021. Pemulihan ini tak hanya didorong oleh upaya bank sentral, tetapi juga upaya pemerintah dalam pengadaan vaksin untuk meningkatkan permintaan domestik.
Peningkatan aktivitas ekonomi tersebut membawa tingkat inflasi di keseluruhan tahun di level 2,92% yoy atau berada dalam target sasaran BI yang sebesar 2%-4%.
Tak hanya itu, pemulihan ekonomi juga akan semakin meningkatkan aktivitas ekonomi yang membuat melebarnya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di level 1,88% PDB.
Pemulihan ekonomi ini yang nantinya juga semakin mempersempit ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga acuan.
Selanjutnya: Suku Bunga Acuan BI 7-DRR April Tetap 3,5%, Simak Strategi BI Jaga Rupiah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News