kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Ekonom Prediksi BI Belum Akan Mengerek Suku Bunga Acuan pada April 2022


Senin, 18 April 2022 / 15:14 WIB
Ekonom Prediksi BI Belum Akan Mengerek Suku Bunga Acuan pada April 2022
ILUSTRASI. Workers leave Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, September 2, 2020. Ekonom Prediksi BI Belum Akan Mengerek Suku Bunga Acuan pada April 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diramal masih belum akan mengerek suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan April 2022. 

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, suku bunga acuan berarti masih akan bertahan di level 3,5% atau masih berada di level terendah sepanjang sejarah. 

“Karena inflasi pada semester I-2022 masih baik, neraca transaksi eksternal masih positif, neraca dagang masih surplus, dan rupiah stabil. Sehingga, masih akan menahan suku bunga acuan,” kata David kepada Kontan.co.id, belum lama ini. 

Baca Juga: Ditopang Kredit UMKM, BRI Optimistis Bisa Catatkan Pertumbuhan Laba pada Tahun Ini

David melihat, BI baru akan meningkatkan suku bunga acuan pada paruh kedua tahun ini, dan pada akhir tahun 2022 suku bunga acuan diperkirakan meningkat hingga 50 basis poin (bps). 

Peningkatan suku bunga acuan pada semester II-2022 ini akan tetap memperhatikan perkembangan inflasi. Menurutnya, inflasi memang akan meningkat pada paruh kedua tahun ini dan utamanya bersumber dari inflasi harga barang diatur pemerintah (administered price). 

“Jadi harus melihat karena banyak wacana peningkatan harga LPG 3 kg, harga bahan bakar minyak (BBM) pertalite, dan listrik. Ini dilihat seberapa banyak dan seberapa cepat peningkatannya,” jelas David. 

Baca Juga: Bank Mandiri Jadi Bank Terbaik ketiga di Indonesia versi Forbes

Selain itu, peningkatan suku bunga acuan oleh BI juga akan melihat kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Dalam hal ini, BI akan menjaga spread antara Indonesia dan negara Paman Sam agar tidak ada tekanan terutama ke nilai tukar rupiah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×