Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi meluncurkan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab (Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement/IUAE-CEPA).
Bhima Yudhistira, Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai, adanya IUEA-CEPA menjadi peluang ekspor ke Uni Emirate Arab (UEA) untuk bisa ditingkatkan.
"Dengan catatan pelaku usaha memiliki informasi detail terkait calon pembeli, jumlah kuantitas produk, channel distribusi, hingga biaya logistik. Karena tipikal konsumen di negara maju adalah mencari produk berkualitas tinggi maka tantangannya terletak pada kualitas dan daya saing produk," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (2/9).
Adapun pemetaan terhadap produsen yang mampu bersaing di pasar UEA harus dilakukan oleh pemerintah secara paralel. Misalnya pada produk sayur beku, Indonesia memiliki keunggulan karena sektor pertanian hortikultura relatif besar.
Baca Juga: Indonesia memulai perundingan perjanjian IUAE-CEPA dengan Uni Emirat Arab
Namun sayangnya, keunggulan tersebut lemah khususnya dalam cold storage, biaya logistik, hingga sertifikasi kesehatan dan keamanan produk. "Pemerintah tetap perlu lakukan fasilitasi misalnya membantu petani sayuran dalam mendapatkan sertifikasi yang dibutuhkan untuk masuk ke pasar UEA," imbuhnya.
Lebih lanjut, Bhima menerangkan potensi ekspor ke UEA relatif cukup besar mengingat PDB per perkapita UEA mencapai US$ 38.661 dan masuk dalam kategori negara berpendapatan tinggi.
Dari struktur ekspor, sejauh ini Indonesia mengirim barang ke UEA dalam bentuk barang konsumsi sebesar 56,4% dari total ekspor, disusul barang setengah jadi untuk pengolahan 30%, kayu 15,4% dan sayuran 12,4%. Penetrasi ekspor ke UEA diperkirakan akan menjadi hub bagi ekspor di kawasan timur tengah lainnya.
"Ada optimisme perjanjian perdagangan ini akan membuat Indonesia lebih memiliki keunggulan dibanding dengan negara lain misalnya Thailand. Selama ini Thailand melakukan ekspor barang konsumsi sebesar US$ 1,07 miliar ke UEA, sementara Indonesia hanya US$ 830 juta," kata Bhima.
Momentum yang baik tersebut ditegaskan jangan disia-siakan karena dampaknya akan mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Selanjutnya: Inilah wilayah PPKM Level 3 di Jawa Bali periode 24-30 Agustus 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News