Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keyakinan konsumen menurun pada September 2022. Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) mencatat, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 117,2 atau lebih rendah dibandingkan 124,7 pada bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut, meski memang menurun, tetapi masih berada di level optimis di atas 100. Keyakinan konsumen pada September 2022 yang tetap terjaga ditopang oleh tetap kuatnya Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terutama pada komponen indeks ekspektasi penghasilan dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja.
Ekonom Senior Bank Standard Chartered Aldian Taloputra melihat, IKK konsumen masih cukup tinggi meskipun menurun dari bulan sebelumnya. Hal ini dikarenakan indeks di atas 100 masih menunjukkan optimisme konsumen masih terjaga. Ia melihat penurunan indeks tersebut dipengaruhi oleh adanya kenaikan harga BBM yang mulai berlaku pada bulan lalu.
"Penurunan indeks ini dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM," Ujar Aldian kepada Kontan.co.id, Senin (10/10).
Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen Melambat pada Kuartal III, Ini Penyebabnya
Meski dirinya belum melihat Indonesia akan mengalami resesi karena masih cukup tingginya optimisme konsumen dan pertumbuhan ekspor yang masih kuat, Ia menyarankan pemerintah untuk mendorong investasi yang bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan nilai tambah ekonomi yang akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Sementara itu, Ekonom Bank Josua Pardede menilai, penurunan kepercayaan konsumen memang kemungkinan besar terjadi setelah dinaikkannya harga bahan bakar minyak, mengingat hal tersebut menurunkan daya beli masyarakat secara umum.
Namun melihat IKK BI, baik persepsi ekonomi saat ini maupun yang akan datang masih berada di atas 100, menunjukkan masyarakat masih relatif optimis terhadap kondisi ekonomi. Adapun untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat ke depan, pemerintah perlu mempercepat dan apabila memungkinkan memperluas penerima bantuan sosial (bansos) agar daya beli masyarakat tidak menurun jauh akibat inflasi tinggi kenaikan harga BBM.
"Selain itu, pemerintah juga dapat menjaga distribusi pangan serta memberikan insentif bagi pengguna transportasi umum agar kenaikan tarif transportasi tidak terlalu besar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News