Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan melihat tren pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun, ekonom yakin pendapatan per kapita Indonesia melampaui US$ 5.000 pada tahun 2023.
Ini juga seiring dengan keyakinan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, terkait pendapatan per kapita pada tahun 2023 bisa di atas US$ 5.000 hingga US$ 5.200.
Namun, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky juga berpesan, agar Indonesia tak hanya mengejar kenaikan pendapatan per kapita saja.
Namun, baiknya, juga berupaya untuk menurunkan kesenjangan pendapatan di masyarakat yang biasanya diukur dari rasio gini.
"Tidak hanya kejar pertumbuhan per kapita saja, tetapi harus menekan kesenjangan pendapatan. Kesenjangan tinggi relatif tidak membangun dan menimbulkan konflik," terang Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (15/1).
Untuk menekan kesenjangan pendapatan, Riefky menyarankan beberapa hal yang bisa dilakukan oleh Indonesia.
Baca Juga: Pendapatan Per Kapita Indonesia Berpeluang Tembus US$ 5.000 di 2023
Dalam jangka pendek, pemerintah bisa melakukan penebalan jaring pengaman sosial. Ini untuk memperkecil ketimpangan pendapatan masyarakat di tengah progres pemulihan Indonesia.
Namun, pemerintah tak bisa menjadikan pemberian jaring pengaman sosial menjadi solusi utama. Perlu ada strategi jangka menengah dan jangka panjang.
Dalam hal ini, pemerintah perlu meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk siap bekerja.
Pemerintah juga perlu menekan kesenjangan antara daerah Pulau Jawa dan non Pulau Jawa dengan pembangunan infrastruktur.
"Sehingga, pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi tidak hanya berpusat di daerah tertentu saja. Perlu ada perbaikan," ujarnya.
Pemerintah juga perlu menarik investasi yang masuk dan tidak hanya berpusat pada beberapa sektor saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News