Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2020 sebesar US$ 135,9 miliar, meningkat 1,6% dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2020 senilai US$ 133,6 miliar.
Kepala Ekonom Indo Premier Luthfi Ridho mengatakan posisi cadangan devisa di akhir tahun lalu mengindikasikan likuiditas dollar Amerika Serikat (AS) dalam negeri, dalam posisi yang relatif kuat dalam menghadapi turbulensi global dan gejolak nilai tukar.
Luthfi bilang, di tahun ini tren penguatan cadangan devisa akan berlanjut. Di awal tahun, cadangan devisa Indonesia didorong terutama karena pemerintah baru saja sukses terbitkan global bond senilai US$ 3 miliar dan 1 miliar euro di bulan Januari ini.
Baca Juga: Cadangan devisa di 2020 meningkat, ini kata ekonom Bank Permata
“Ini strategi yang cukup tepat, di saat yang bersamaan tekanan terhadap rupiah cenderung minimum, sehingga kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah hampir tidak ada,” kata Luthfi kepada Kontan.co.id, Jumat (8/1).
Dengan proyeksi cadangan devisa yang menguat di tahun ini, Luthfi memprediksi rupiah akan berada dalam kondisi stabil dan cenderung menguat setidaknya dalam jangka pendek.
Ia meramal saat ini nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 14.5000-Rp 14.8.000 per dollar AS untuk posisi akhir 2021. Sedangkan untuk rata-rata di sepanjang tahun ini di kisaran Rp 14.300-Rp 14.500 per dollar AS.
Di sisi lain, Luhtfi menyarankan agar cadangan devisa tetap menguat perlu mendorong pendalaman pasar uang dan penerbitan lebih banyak dengan Instrument Domestic Non Deliverable Forward (DNDF) dan Overnight Index Swap (OIS).
Selanjutnya: Cadangan devisa Indonesia menguat 3,09% sepanjang 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News