Reporter: Venny Suryanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Adanya pandemi virus corona yang akhirnya mengganggu arus distribusi cukup berpengaruh pada inflasi bulan April. Menurut Ekonom Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Eric Sugandi, inflasi di bulan ini tidak akan di bawah 0,1% atau bahkan deflasi seperti bulan April di tahun-tahun sebelumnya.
Karena itu, Eric pun memprediksi, inflasi bulan April akan berada di level 0,16%. Ini membuat inflasi tahunan ada di level 2,76%.
Selain adanya pandemi virus corona, pada bulan April tahun ini pun terdapat bulan puasa, yang turut meningkatkan permintaan.
Baca Juga: Harga bawang merah, emas, gula naik, BI proyeksikan inflasi April 0,18%
Gangguan inflasi juga datang dari input supply chain pada industri yang bahan bakunya diimpor terutama dari China serta pelemahan rupiah yang juga menyebabkan tekanan harga dari produk manufaktur.
"Tetapi inflasi relatif terkendali karena di bulan April banyak daerah memasuki masa panen padi,” kata dia kepada Kontan.co.id Senin (27/4).
Selain itu, beberapa sektor pangan menjadi penyumbang inflasi di bulan ini, yakni kenaikan harga gula pasir, bawang merah dan emas perhiasan.
Perkiraan inflasi versi Eric, lebih rendah dari proyeksi Bank Indonesia. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV April 2020, inflasi April 2020 diperkirakan sebesar 0,18%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Baca Juga: Ekonom: Di tengah pandemi, beban bunga bank berpotensi naik
Bila diukur secara tahunan, tingkat inflasi pada bulan ini diperkirakan akan sebesar 2,82% year on year (yoy). Proyeksi tersebut berdasarkan survei pemantauan harga lakukan di 46 kantor cabang BI hingga minggu ketiga di bulan April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News