Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022 akan tumbuh di kisaran 5,1% sampai 5,3% year on year (yoy).
Yusuf menyebut, terdapat beragam indikator yang berkontribusi menyumbang pertumbuhan ekonomi di periode ini. Diantaranya indikator yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga tumbuh di level positif dan lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2022.
“Dalam indeks penjualan real misalnya, sampai dengan bulan Mei 2022 indeks penjualan real mencapai 239 angka ini relatif lebih tinggi dengan angka indeks penjualan riil di bulan Maret yang mencapai 205,” tutur Yusuf kepada Kontan.co.id, Kamis (23/6).
Begitupun dengan indeks keyakinan konsumen yang di bulan Mei 2022 ini mengalami peningkatan hingga 141 poin. Hal ini relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan indeks keyakinan konsumen di bulan Maret yang mencapai 128 poin.
Baca Juga: Ekonom Bank Permata Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal II 2022 di Bawah 5%
Dengan perkembangan kedua indikator tersebut, Yusuf memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Kuartal II 2022 ini berpeluang akan tumbuh lebih bagus jika dibandingkan kuartal I 2022.
Hal ini juga turut didukung oleh perkembangan tren dari pandemi di bulan April sampai Mei mengalami tren penurunan. Sehingga di saat bersamaan pemerintah melonggarkan mobilitas dan memperbolehkan mudik Lebaran tahun ini.
“Meskipun ada tekanan inflasi untuk beberapa komoditas namun di saat yang bersamaan pelonggaran mobilitas yang dilakukan pemerintah terutama menjelang lebaran kemarin, saya kira mendorong konsumsi masyarakat terutama kelas menengah atas,” jelasnya.
Selain itu, Yusuf mengatakan, dengan proyeksi pertumbuhan konsumsi yang lebih baik, potensi pertumbuhan investasi yang semakin ciamik juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2022 ini.
Baca Juga: Kemenkeu Catat Surplus APBN pada Mei 2022 Sebesar Rp 132,2 Triliun
Hal ini didukung dengan indikator Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang berada pada level ekspansif terutama di sepanjang Kuartal I 2022 lalu.
Sementara itu, Ia menilai belanja pemerintah masih akan dihadapkan pada proses konsolidasi fiskal yang mulai dilakukan di tahun ini dan juga masih belum optimalnya realisasi belanja di daerah.
“Atas dasar itu, kami memperkirakan proyeksi pertumbuhan di Kuartal kedua kemarin akan berada di Kisaran 5,1 sampai dengan 5,3% yoy,” Imbuh Yusuf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News