kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.524.000   9.000   0,59%
  • USD/IDR 16.200   -100,00   -0,62%
  • IDX 7.163   83,30   1,18%
  • KOMPAS100 1.069   11,81   1,12%
  • LQ45 837   10,56   1,28%
  • ISSI 216   0,73   0,34%
  • IDX30 429   5,85   1,38%
  • IDXHIDIV20 517   5,46   1,07%
  • IDX80 122   1,47   1,22%
  • IDXV30 126   0,22   0,17%
  • IDXQ30 143   1,38   0,97%

Ekonom CORE optimistis kontribusi pariwisata terhadap PDB meningkat tahun ini


Selasa, 27 April 2021 / 18:29 WIB
Ekonom CORE optimistis kontribusi pariwisata terhadap PDB meningkat tahun ini
ILUSTRASI. Sejumlah warga menikmati suasana matahari terbenam di Kota Sorong, Papua Barat, Sabtu (10/10/2020). Ekonom CORE optimistis kontribusi pariwisata terhadap PDB meningkat tahun ini.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia optimistis kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi sudah akan lebih tinggi pada tahun 2021, seiring dengan prospek pemulihan sektor tersebut.

Namun, CORE Indonesia tetap mengingatkan Indonesia harus tetap waspada dan hati-hati dalam mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan mobilitas masyarakat, termasuk kebijakan di sektor pariwisata.

"Yang perlu dijadikan catatan, jangan sampai ini menjadi senjata makan tuan (backfire), niatnya mendorong mobilitas malah memicu terjadinya gelombang susulan pandemi," ujar Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, Selasa (27/4) via video conference.

Faisal mengatakan, penerapan koridor perjalanan (travel bubble) menjadi terobosan yang paling baik. Selain masih bisa menggerakkan sektor pariwisata, ini juga masih bisa menjaga Indonesia dari risiko penularan Covid-19 yang lebih masif lagi.

Baca Juga: Kementerian PUPR targetkan 427 kilometer ruas jalan tol baru tuntas di tahun 2021

Faisal lalu memberikan beberapa imbauan bagi pemerintah dalam memberikan kebijakan terkait pariwisata. Pertama, pemerintah lebih baik fokus pada wisatawan domestik karena permintaan pariwisata wisatawan domestik juga tinggi.

Tak hanya itu, untuk memberi jalan bagi wisatawan mancanegara dinilai lebih berisiko sehingga kalau tidak hati-hati malah pariwisata bisa menjadi pusat klaster baru untuk pandemi ini.

Kedua, pemerintah bisa lebih fokus mengembangkan dan menggalakkan wisata alam yang menghindari kerumunan. Apalagi, Indonesia kaya akan daerah yang memiliki wisata alam yang menarik. Ke depannya pun setelah proses pemulihan, Faisal yakin wisata alam tetap menjadi favorit.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×