Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pekan lalu, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Kementerian BUMN memastikan merger Bank Mandiri dengan BTN dihentikan. Alasannya, kedua bank itu memiliki karakteristik berbeda. Menurut ekonom, jika alasan kecocokan karakteristik dan core bisnis yang sama, BTN lebih pantas dimerger dengan BRI, dan Mandiri dengan BNI.
Ekonom Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, jika memang pemerintah ingin melakukan merger antara bank dengan core sama, Lana mengusulkan PT Bank Mandiri Tbk dimerger dengan PT BNI Tbk. Keduanya dinilai Lana berada dalam core bisnis yang sama sehingga bisa memperdalam fungsinya saat ini, terutama pada corporate banking. Sedangkan PT BTN Tbk dimerger dengan PT BRI Tbk.
Menurut Lana, seharusnya marger antara PT Bank Mandiri Tbk dan PT BTN Tbk bisa memberikan sinergi yang kuat karena kedua bank ini memiliki core yang berbeda, kedua bank ini dinilai mampu melebarkan fungsinya.
Lana sependapat dengan pemerintah, pemeritah perlu menggabungkan bank BUMN agar bank Indonesia kuat menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang segera berlaku. "Kita memang butuh bank yang kuat untuk menghadapi MEA," ujar Lana.
Menurutnya penggabungan semua bank BUMN menjadi satu sangat mungkin dilakukan. Sekadar mengingatkan, dua bulan terakhir Kementerian BUMN mendapat sorotan akibat rencana menggabungkan Mandiri dengan BTN. Merger ini diperkirakan mengurangi ketersediaan perumahan kecil. Rencana ini akhirnya pekan lalu resmi dibatalkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News