kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Beda dengan krisis 1998, likuiditas perbankan saat ini sangat kuat


Jumat, 20 November 2020 / 08:50 WIB
Ekonom: Beda dengan krisis 1998, likuiditas perbankan saat ini sangat kuat
ILUSTRASI. Meski perekonomian Indonesia tengah mengalami resesi, namun sektor jasa keuangan terbilang solid. Kontan/Panji Indra


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Sunarsip menjelaskan, kekuatan likuditas perbankan tersebut akan bisa lebih efektif me-leverage pemulihan ekonomi jika bisa dimanifestasikan dalam bentuk penyaluran kredit untuk menggerakkan sektor riil.

"Ini menjadi tugas bersama pemerintah selaku otoritas fiskal, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter, serta OJK yang bertanggung jawab terhadap kebijakan mikro prudensial dalam hubungannya dengan industri perbankan," jelasnya.

Baca Juga: Indonesia resesi, Indef: Tantangan pemulihan ekonomi tahun depan masih berat

Karenanya, berbagai pelonggaran diperlukan agar kegiatan penyaluran kredit bisa kembali seperti semula. Semakin besar penyaluran kredit, recovery ekonomi nasional juga akan semakin cepat. 

“Kita lihat pertumbuhan kredit bank selama pandemi ini masih di kisaran 1%. Hal ini berkorelasi terhadap perekonomian nasional yang pada triwulan III terkontraksi sekitar 3%. Jika kredit didorong, pertumbuhan ekonomi akan ikut terangkat," terangnya.

Selanjutnya: Sri Mulyani beberkan tantangan bagi Indonesia untuk jadi negara maju di 2045

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×