Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) akan kembali memangkas suku bunga acuan dalam rapat dewan gubernur (RDG) sebesar 25 basis poin (bps) sehingga menjadi 5,25%.
"Hal ini dengan mempertimbangkan kestabilan harga-harga barang dan jasa yang cenderung stabil dengan melihat laju inflasi, perkembangan nilai tukar rupiah, serta perbaikan neraca transaksi berjalan seiring surplus neraca perdagangan," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Selasa (17/9).
Baca Juga: CORE: BI masih perlu menurunkan suku bunga acuan
Dengan adanya faktor tersebut, maka terbuka lebar momentum pelonggaran kebijakan moneter untuk BI. Pertama, dengan melihat laju inflasi. Inflasi dipandang cenderung stabil, meski target sasaran inflasi BI hanya ada di kisaran 3,5% plus minus 1% hingga akhir tahun ini.
Kedua, nilai tukar rupiah pun juga dipandang cenderung stabil dalam sebulan terakhir dengan volatilitas rupiah secara rata-rata menurun. Hal ini dapat dilihat dari one-month implied volatility yang turun ke level 6,4% dengan sebelumnya pada bulan Agustus 2019 tercatat 7,6%.
Selain itu, ada faktor penguatan rupiah sekitar 1% ke level Rp 14.100 per dolar AS sepanjang bulan September ini.
Selanjutnya, terkendalinya inflasi dan nilai tukar rupiah ini juga ditopang oleh ekspektasi penurunan defisit transaksi berjalan (TB), sejalan dengan perbaikan neraca perdagangan pada kuartal-III 2019 ini.
"Meski neraca perdagangan didorong bukan karena perbaikan ekspor, tetapi karena penurunan laju impor yang lebih besar. Tapi, penurunan besar laju impor tersebut menunjukkan bahwa realisasi investasi tidak menurun meski ada tren perlambatan global," tambah Josua.
Baca Juga: Bunga deposito mulai turun, LPS memprediksi penurunan suku bunga kredit menyusul
Pelonggaran kebijakan moneter tersebut nantinya diharapkan mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tren perlambatan global. Belum lagi ada ancaman resesi dari beberapa negara maju dan berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News