kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ekonom Bank Permata proyeksi BI pangkas lagi suku bunga acuan


Selasa, 17 September 2019 / 16:42 WIB
Ekonom Bank Permata proyeksi BI pangkas lagi suku bunga acuan
ILUSTRASI. Bank Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Permata memperkirakan bahwa Bank Indonesia (BI) akan kembali memangkas suku bunga acuan dalam rapat dewan gubernur (RDG) sebesar 25 basis poin (bps) sehingga menjadi 5,25%.

"Hal ini dengan mempertimbangkan kestabilan harga-harga barang dan jasa yang cenderung stabil dengan melihat laju inflasi, perkembangan nilai tukar rupiah, serta perbaikan neraca transaksi berjalan seiring surplus neraca perdagangan," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Selasa (17/9).

Baca Juga: CORE: BI masih perlu menurunkan suku bunga acuan

Dengan adanya faktor tersebut, maka terbuka lebar momentum pelonggaran kebijakan moneter untuk BI. Pertama, dengan melihat laju inflasi. Inflasi dipandang cenderung stabil, meski target sasaran inflasi BI hanya ada di kisaran 3,5% plus minus 1% hingga akhir tahun ini.

Kedua, nilai tukar rupiah pun juga dipandang cenderung stabil dalam sebulan terakhir dengan volatilitas rupiah secara rata-rata menurun. Hal ini dapat dilihat dari one-month implied volatility yang turun ke level 6,4% dengan sebelumnya pada bulan Agustus 2019 tercatat 7,6%.

Selain itu, ada faktor penguatan rupiah sekitar 1% ke level Rp 14.100 per dolar AS sepanjang bulan September ini.

Selanjutnya, terkendalinya inflasi dan nilai tukar rupiah ini juga ditopang oleh ekspektasi penurunan defisit transaksi berjalan (TB), sejalan dengan perbaikan neraca perdagangan pada kuartal-III 2019 ini.

"Meski neraca perdagangan didorong bukan karena perbaikan ekspor, tetapi karena penurunan laju impor yang lebih besar. Tapi, penurunan besar laju impor tersebut menunjukkan bahwa realisasi investasi tidak menurun meski ada tren perlambatan global," tambah Josua.

Baca Juga: Bunga deposito mulai turun, LPS memprediksi penurunan suku bunga kredit menyusul

Pelonggaran kebijakan moneter tersebut nantinya diharapkan mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tren perlambatan global. Belum lagi ada ancaman resesi dari beberapa negara maju dan berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×