kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Bank Permata memprediksi pertumbuhan ekonomi 2020 minus 2%


Rabu, 03 Februari 2021 / 17:19 WIB
 Ekonom Bank Permata memprediksi pertumbuhan ekonomi 2020 minus 2%
ILUSTRASI. ANALISIS - Josua Pardede, Joshua Pardede - Ekonom Bank Permata


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Permata memperkirakan pertumbuhan ekonomi di keseluruhan tahun 2020 akan berada di zona negatif, yaitu di kisaran minus 2% year on year (yoy).

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan yang terendah sejak tahun 1999 pasca krisis moneter pada tahun 1998.

“Faktor yang mendominasi kontraksi adalah konsumsi rumah tangga dan investasi. Penurunan aktivitas ekonomi mendorong penurunan produktivitas dari sisi produksi terutama sektor manufaktur, perdagangan, juga konstruksi,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (3/2).

Meski memang berada di zona negatif, perekonomian Indonesia tak lebih buruk daripada perekonomian negara-negara lain. Mengingat, tingkat keketatan respons pemerintah (stringency) dalam penanganan isu kesehatan ini relatif lebih longgar.

Baca Juga: Mendapat dukungan Kementerian Koperasi dan UKM, aplikasi digital CrediBook ekspansif

Ke depan, Josua memperkirakan pertumbuhan ekonomi sudah kembali ke zona positif pada tahun 2021. Prediksinya, pertumbuhan ekonomi bisa berada di kisaran 3% yoy hingga 4% yoy.

Nah, untuk mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat, Josua mendorong pemerintah harus fokus dalam penanganan isu kesehatan lewat optimalisasi program vaksinasi yang diupayakan pemerintah untuk mendorong terjadinya herd immunity.

Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 sebesar Rp 553 triliun atau naik dari alokasi awal. Josua berharap, peningkatan dana ini sejalan dengan percepatan realisasi sehingga bisa mendorong konsumsi rumah tangga yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekononomi.

Josua juga optimistis investasi akan cenderung meningkat, mengingat potensi pelaksanaan beberapa proyek infrastruktur pemerintah akan direalisasikan tahun ini, setelah sempat ditunda di tahun 2020 akibat pandemi.

“Selain itu, pembentukan LPI dan UU Cipta Kerja juga diharapkan akan berdmapak untuk mendorong penanaman modal baik domestik maupun luar negeir yang mendorong perbaikan iklim investasi,” tandasnya. 

Selanjutnya: Perry Warjiyo: Kebijakan BI tahun 2021 diarahkan untuk dorong pertumbuhan ekonomi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×