kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Permata memperkirakan inflasi November 2020 sebesar 0,18% mom


Senin, 30 November 2020 / 17:05 WIB
Ekonom Bank Permata memperkirakan inflasi November 2020 sebesar 0,18% mom
ILUSTRASI. Pembeli memilih telur ayam ras di salah satu stan di Pasar Tambah Rejo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (1/7/2020). ANTARA FOTO/Moch Asim/foc.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Permata memperkirakan kalau akan terjadi inflasi sebesar 0,18% mom, atau secara tahunan akan tercatat inflasi sebesar 1,50% yoy pada bulan November 2020.

“Inflasi bulan November 2020 didorong oleh kenaikan inflasi harga bergejolak, terindikasi dari tren kenaikan harga dari sebagian besar komoditas pangan,” ujar ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Senin (30/11).

Josua memerinci, penyebab inflasi antara lain datang dari komoditas daging ayam ras yang naik 9,3% mom, daging sapi yang naik 0,2% mom, telur ayam yang naik 5,1% mom, bawang merah 13,7% mom, bawang putih 6,1% mom, cabai rawit 8,1% mom, dan minyak goreng sebesar 1,1% mom. 

Baca Juga: BI prediksi inflasi di November sentuh 1,57% secara tahunan

Meski begitu, Josua melihat ada penurunan harga komoditas yang menahan laju inflasi, seperti turnnya harga cabai merah yang sebesar 0,1% mom. 

Sementara itu, laju bulanan inflasi inti pada bulan November 2020 diperkrirakan turun sejalan dengan tren penurunan harga emas yang sebesar minus 4,54% mom. Akan tetapi, bila secara tahunan laju inflasi inti diperkirakan akan naik dari 1,74% yoy pada bulan sebelumnya menjadi 1,78% yoy. 

Ke depan, Josua melihat kalau inflasi keseluruhan di tahun 2020 akan berada di bawah target sasaran Bank Indonesia yang sebesar 2% - 4%. 

Baca Juga: Ini ramalan Faisal Basri dan Eric Sugandi soal prospek pemulihan ekonomi Indonesia

“Inflasi hingga akhir tahun akan di bawah 2%, lebih rendah dari batas bawah target inflasi BI, mempertimbangkan inflasi sisi permintaan yang masih cenderung lemah di tengah pandemi Covid-19,” tandasnya. 

Selanjutnya: Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali positif?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×