Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Bila dilihat secara tahunan, impor pada bulan lalu diprediksi tumbuh minus 0,06% yoy. Ini membaik dari kontraksi pada bulan Desember 2020 yang sebesar minus 0,47% yoy.
Namun, Faisal melihat ada risiko peningkatan impor ke depannya. Ini berasal dari impor vaksin dan peningkatan input, serta harga minyak yang meningkat.
Lebih lanjut, surplus perdagangan diperkirakan akan bertahan di semester I-2021, berkat ekspor yang solid didukung oleh harga komoditas yang lebih tinggi dari progres pemulihan ekonomi global.
Baca Juga: Neraca pembayaran Indonesia tahun 2020 diprediksi surplus, ini sebabnya
Namun, pada semester kedua tahun ini, Faisal melihat impor akan mulai mengejar ketertinggalan, seiring dengan percepatan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh penguatan konsumsi domestik dan peningkatan kegiatan investasi.
“Kegitaan investasi yang lebih tinggi akan mendorong pertumbuhan impor bahan baku dan barang modal yang lebih tinggi,” tandas Faisal.
Selanjutnya: Ekonom Bank Mandiri prediksi neraca pembayaran Indonesia tahun lalu bakal surplus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News