Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memprediksi akan terjadi inflasi tipis pada Oktober 2019, setelah Indeks Harga Konsumen pada September 2019 mengalami deflasi sebesar 0,27% (mom). Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro, inflasi yang akan terjadi pada bulan ini sebesar 0,11% (mom).
Secara year on year, Andry memprediksi inflasi akan turun tipis dari 3,39% (yoy) pada September 2019, menjadi 3,22% (yoy) pada Oktober 2019. Sementara dalam periode Januari 2019 - Oktober 2019, akan terjadi inflasi sebesar 2,29% (ytd) atau naik tipis dari periode yang sama tahun 2018 yang sebesar 2,21% (ytd).
Penyebab inflasi pada bulan ini adalah kenaikan harga pada kelompok pengeluaran bahan makanan yang cukup tajam, seperti daging ayam dan bawang merah. Kenaikan harga juga terjadi pada beras. Namun, Andry melihat bahwa bahan pangan ini hanya memiliki kenaikan yang kecil.
Baca Juga: Danareksa: Proyeksi inflasi Oktober sebesar 0,16%
Ada juga penurunan harga yang terjadi pada kelompok bahan makanan yang menahan laju inflasi. Bahan makanan yang diperkirakan mengalami deflasi adalah cabai merah, cabai rawit, telur ayam, dan bawang putih.
Sementara itu, harga kelompok pengeluaran lain diperkirakan akan stabil, seperti harga kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan keuangan juga diperkirakan akan stabil.
"Meski begitu, harga transportasi udara kami perkirakan akan mengalami deflasi," kata Andry saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (30/10).
Baca Juga: Angka CDS turun, dana asing di pasar SBN masih deras
Andry juga memprediksi bahwa inflasi inti akan stabil di angka 3,32% pada Oktober 2019. Angka ini sama dengan angka inflasi inti pada September 2019. Meski begitu, Andry melihat adanya kenaikan harga emas karena faktor tahunan.
Hanya saja, Andry menganggap perlunya waspada terhadap lonjakan inflasi pada kuartal IV-2019 atau pada Desember 2019 akibat adanya pola tahunan, seperti persiapan Natal, Tahun baru, dan musim liburan.
Untuk ke depannya, Andry memprediksi inflasi akan stabil dan bisa mencapai 3,41% di akhir tahun 2019 atau di bawah titik tengah sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2,5%-4,5%. Hal ini disebabkan oleh pelonggaran moneter akomodatif yang dilakukan oleh BI yang masih akan terus dilakukan pada tahun ini.
Baca Juga: Tumbuh 121%, Bank Permata catat laba bersih Rp 1,1 triliun di kuartal III-2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News