kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Bank Mandiri optimistis prospek ekonomi syariah akan terus meningkat


Minggu, 04 April 2021 / 21:05 WIB
Ekonom Bank Mandiri optimistis prospek ekonomi syariah akan terus meningkat
ILUSTRASI. Ilustrasi ekonomi syariah.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman optimistis, prospek ekonomi syariah di Indonesia akan terus meningkat. Bahkan, di tahun 2021 ini, kontribusi ekonomi syariah diprediksi bisa di kisaran 25% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Peningkatan ini mengingat makin tingginya permintaan akan produk bersertifikat halal, sehingga masih ada peluang bagi bisnis baru berkonsep syariah ke depannya,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Minggu (4/4).

Peningkatan kontribusi tersebut juga didukung oleh adanya merger 3 bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membentuk Bank Syariah Indonesia (BSI) yang meningkatkan total asetnya, sehingga makin mampu menopang perkembangan ekonomi syariah dari sektor riil.

Kemudian, perkembangan ekonomi syariah juga didukung oleh penguatan dan perbaikan regulasi ekonomi syariah lewat peraturan presiden (Perpres) no. 28 tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Baca Juga: Jadi sumber pertumbuhan ekonomi, kontribusi ekonomi syariah ke PDB terus meningkat

Namun, Faisal juga mengingatkan bahwa masih ada risiko untuk perkembangan ekonomi syariah domestik ini. Terutama, dari sisi perkembangan angka kasus harian Covid-19, kesuksesan vaksinasi, dan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang bisa mempengaruhi tingkat permintaan.

Dari sisi sosial pun, masih ada kesenjangan antara potensi penerapan instrumen ekonomi syariah dengan kondisi saat ini. Seperti contohnya, potensi zakat di Indoensia sebesar Rp 230 triliun namun realisasi hanya sebesar Rp 12 triliun.

Pun dengan potensi wakaf sebesar RP 180 triliun tapi realisasinya hanya Rp 830 miliar. “Sehingga, memang bisa menjadi alat untuk membantu daya beli masyarakat terutama golongan rendah, tetapi masih ada gap antara potensi dan kondisinya tersebut,” katanya.

Sementara di tahun ini, Faisal yakin ekonomi syariah sudah akan kembali ke zona positif setelah pada tahun 2020 tumbuh negatif 1,72% yoy, seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang juga akan kembali berdaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×