Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Edy Can
JAKARTA. Tim Disaster Victim Identification (DVI) menegaskan bantuan tenaga ahli asal Rusia berada dibawah kendalinya. Tim DVI Indonesia menyatakan kehadiran para ahli beberapa bagian ilmu forensik Rusia ini tidak akan mengintervensi pemeriksaan maupun identifikasi.
Direktur Eksekutif DVI Kombes Pol Anton Castilani menegaskan kehadiran profesor ahli deoxyribo nucleid acid (DNA) asal Rusia Profesor Pavlov Ivanov tidak berpengaruh bagi percepatan identifikasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100.
"Ini adalah kolaborasi. Kami perlu meyakinkan mereka apa yang kita lakukan disini, dan kita kerjakan sesuai SOP (standard operational procedure) yang berlaku," tutur Anton di Gedung RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta, Jumat (18/5).
Kedatangan ahli DNA asal Rusia tersebut merupakan salah satu bentuk nyata kerjasama yang dibicarakan antara Presiden SBY dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Anton menambahkan, pakar DNA asal Rusia itu, bertugas bersama 12 orang Indonesia di laboratorium DNA Mabes Polri di daerah Cipinang, Jakarta Timur sejak dua hari lalu.
"Mereka punya tugas masing-masing. Ada yang bertugas sampling, ekstraksi, dan lain sebagainya. Pastinya kami melakukan koordinasi," imbuhnya.
Meski begitu, Anton tidak dapat memastikan sampai kapan bantuan pakar DNA Rusia itu dibutuhkan. Karena proses identifikasi masih akan terus berjalan, meski proses evakuasi telah dinyatakan selesai.
Menurutnya, proses evakuasi dapat dilakukan kembali, jika bagian tubuh yang ditemukan belum teridentifikasi. "Tergantung mereka, mungkin sampai selesai," tandasnya.
Hingga Jumat siang ini, total keseluruhan korban Sukhoi yang telah teridentifikasi oleh tim DVI adalah sebanyak 15 korban. Rinciannya, 13 korban merupakan warga negara Indonesia (WNI) dan dua warga negara asing (WNA).
Dari jumlah tersebut, telah teridentifikasi 5 jenazah merupakan perempuan dan 10 lainnya adalah laki-laki. Namun identitas korban belum akan diungkapkan kepada publik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News