kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dunia Dihantui Resesi, Kemendag Optimistis Tetap Ada Peluang bagi Eksportir


Minggu, 06 November 2022 / 07:30 WIB
Dunia Dihantui Resesi, Kemendag Optimistis Tetap Ada Peluang bagi Eksportir
ILUSTRASI. Ekonomi dunia diprediksi akan mengalami resesi tahun depan. Hal ini berpotensi menurunkan permintaan agregat dunia dan selanjutnya dapat berimbas pada permintaan produk ekspor.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi dunia diprediksi akan mengalami resesi tahun depan. Hal ini berpotensi menurunkan permintaan agregat dunia dan selanjutnya dapat berimbas pada permintaan produk ekspor.

Menghadapi kondisi tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyiapkan strategi kebijakan untuk menjaga kinerja ekspor nasional. Salah satunya melalui peningkatan akses pasar ekspor ke pasar nontradisional.

"Salah satu mandat Presiden yang disampaikan kepada Kementerian Perdagangan adalah peningkatan ekspor ke negara nontradisional. Sesuai dengan mandat tersebut, Kementerian Perdagangan terus berfokus pada upaya perluasan akses pasar,” kata Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/11).

Menurut Jerry, menyikapi prediksi resesi ekonomi global tersebut, Kementerian Perdagangan telah menyiapkan kebijakan untuk menjaga kinerja ekspor melalui peningkatan akses pasar ekspor ke pasar nontradisional khususnya di kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.

“Potensi ekspor di pasar-pasar tersebut sangat besar. Sebagai contoh, kawasan Afrika memiliki jumlah penduduk 1,18 miliar jiwa dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai US$ 2,11 triliun pada 2021. Potensi pasar di kawasan Afrika secara keseluruhan diperkirakan bisa mencapai US$ 8,39 miliar,” jelasnya.

Baca Juga: Ini Sejumlah Perjanjian Dagang yang Sedang Dirampungkan Pemerintah

Untuk meningkatkan ekspor nonmigas, termasuk ke pasar nontradisional, Kemendag menetapkan kebijakan prioritas antara lain perundingan dan ratifikasi perjanjian perdagangan internasional, fasilitasi perdagangan luar negeri, promosi dagang, sertapelatihan serta pendampingan usaha kecil menegah (UKM) berorientasi ekspor.

Sedangkan di kawasan Afrika, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Mozambik (Indonesia—Mozambik Preferential Trade Agreement/PTA). Sementaraitu,di kawasan Asia Selatan, Indonesia memiliki Indonesia-Pakistan PTAdan ASEAN-India Free Trade Agreement (FTA).

"Terbaru di Timur Tengah, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Uni Emirat Arab dalam bentuk Indonesia—United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE - CEPA)," kata Jerry.

Dari sisi promosi dagang, Kemendag secara rutin menyelenggarakan pameran dagang berskala internasional yakni melalui Trade Expo Indonesia (TEI).

"Total transaksi perdagangan sementara TEI 2022 mencapai US$ 3,55 miliar atau setara dengan Rp 55,14 triliun. Nilai transaksi ini masih berpotensi terus bertambah mengingat TEI daring akan berlangsung hingga Desember 2022," terang Wamendag.

Sementara, di sisi pembinaan dan pelatihan ekspor, Kemendag telah melaksanakan beberapa program seperti kegiatan Export Coaching Program (ECP), diseminasi informasi pasar ekspor melalui platform digital InaExport, pendampingan sertifikasi produk, dan pengembangan desain.

Baca Juga: Wapres Berharap Ratifikasi Indonesia-PEA CEPA Segera Tuntas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×