kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Dukungan pembiayaan produksi pangan digeber


Sabtu, 25 Maret 2017 / 17:40 WIB
Dukungan pembiayaan produksi pangan digeber


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Dukungan pembiayaan sektor produksi pangan digeber. Sebanyak 19 bank rekanan pada 2017 ini meningkatkan penyaluran kredit pada sektor pertanian, buruh dan hutan menjadi Rp 260 triliun.

Peningkatan kedua, dilakukan terhadap asuransi tani. Pemerintah meningkatkan asuransi tani menjadi Rp 180 miliar atau meningkat 64,88% dari besaran sebelumnya. Peningkatan ketiga, dilakukan terhadap asuransi usaha ternak sapi, premi dan jumlah sapi terlindungi yang dinaikkan 238,42% menjadi Rp 27 miliar dan 120 ribu ekor sapi.

Peningkatan keempat dilakukan terhadap penjaminan KUR sektor pertanian sebesar 5,44% menjadi Rp 9,9 triliun atau naik 5,44% dari sebelumnya. Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komusioner OJK berharap, peningkatan dukungan tersebut bisa membantu pembiayaan sektor pangan khususnya pada sebelas komoditas utama pangan.

“Diharapkan dengan ini terbatasnya akses pembiayaan khususnya di sektor ketahanan pangan yakni pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan teratasi,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, Sabtu (25/3).

Darmin Nasution, Menko Perekonomian mengatakan, walau sudah berada dalam tren positif, sektor pertanian butuh perhatian. Perhatian khususnya ditujukan pada inefesiensi.

Darmin mengatakan, sampai saat ini banyak produksi pertanian yang terbuang percuma, karena busuk salah satunya.

“Dimulai dari saat menyabit, ditaruh padi itu di truk sehingga tercecer beras itu ketika diantar ke tempat lain sampai dengan ke penggilingan. Setelah hitung, yang terbuang sejak panen sampai berubah menjadi beras paling tidak kisaran 20 persen. Tidak main-main jumlah itu, ini kami perhatikan secara serius,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×