Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Researchn Institute (DRI) memperkirakan inflasi pada bulan Januari 2021 sebesar 0,35% mom. Ini lebih rendah dari inflasi pada bulan Desember 2020 yang sebesar 0,45% mom.
“Inflasi yang rendah ini sejalan dengan pemulihan aktivitas ekonomi yang lambat, dan tercermin di inflasi inti yang rendah sebesar 0,20% mom atau 1,62% yoy,” ujar Kepala ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen dalam laporannya, Jumat (29/1).
Namun, Moekti sudah melihat adanya permintaan konsumen yang meningkat, salah satunya tercermin dari pertumbuhan penjualan ritel yang positif 2,87% mom, setelah mengalami pertumbuhan negatif dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Ekonom Bank Permata memperkirakan inflasi Januari 2021 sebesar 0,35%
Kemudian, inflasi pada bulan Januari 2021 dipicu oleh peningkatan inflasi harga bergejolak sebesar 1,13% mom atau secara tahunan sebesar 2,81% yoy.
Inflasi dalam kelompok ini dipicu oleh peningkatan harga makanan seperti cabai merah keriting sebesar 44,07% mom, cabai rawit merah yang naik 6,83% mom, minyak goreng 2,16% mom, dan gula yang naik 0,62% mom.
“Peningkatan cabai merah keriting dan cabai rawit merah yang signifikan disebabkan oleh berkurangnya pasokan akibat petani yang menanam sayuran di tengah musim hujan,” tambah Moekti.
Kemudian, peningkatan harga kedelai juga menyumbang inflasi pada bulan Januari 2021. Apalagi, produksi kedelai terganggu akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan melambungnya harga kedelai global. Apalagi, sekarang 70% permintaan kedelai Indonesia dipenuhi dari kedelai impor.
Baca Juga: Pemerintah akan pungut pajak penjualan pulsa, kartu perdana, juga token listrik
Lebih lanjut, inflasi pada bulan Januari 2021 juga didorong oleh inflasi harga barang yang diatur oleh pemerintah (administered prices) yang diperkirakan akan tumbuh 0,10% mom atau secara tahunan 0,63% yoy.
Peningkatan kelompok ini disebabkan oleh peningkatan harga tiket baik itu transportasi darat maupun udara karena adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang menurunkan jumlah penumpang khususnya di Jawa dan Bali.
Selanjutnya: Sri Mulyani: Tidak ada pajak baru untuk pulsa, token dan voucer!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News