Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Edy Can
JAKARTA. Kementerian Koordinator Perekonomian berjanji menyerahkan draf rekomendasi revitalisasi Badan Usaha Logistik (Bulog) kepada presiden pada Oktober ini. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan draft tersebut tinggal menunggu kesepakatan kementerian.
Setelah diserahkan ke presiden, draf tersebut akan digodok menjadi Peraturan Presiden. Diperkirakan, peraturan tersebut keluar pada akhir 2012 ini.
Menurut Hatta, pada prinsipnya draf rekomendasi revitalisasi Bulog berusaha untuk mewujudkan adanya kecukupan produksi pangan nasional. Dia bilang poin-poin rekomendasi dari tim revitalisasi Bulog secara prinsip masih tetap sama seperti peran stabilitator harga untuk tiga barang komoditas seperti beras, kedelai, dan gula.
Hatta menjelaskan, kebijakan ini untuk melindungi petani dan konsumen. Menurutnya, petani akan terlindungi ketika harga anjlok. Begitupula ketika harga tinggi, konsumen bisa terlindungi karena adanya suplai ke pasar yang bisa dilakukan Bulog. "Hal ini yang mau kita(Pemerintah) terapkan dan putuskan," ujarnya.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi yang juga Ketua Tim Revitalisasi Bulog mengakui, secara prinsip sudah ada ketetapan. Namun, dia bilang ada beberapa masalah teknis seperti harga komoditas, waktu pelaksanaan dan jumlah cadangan nasional.
Dalam rekomendasi pemerintah juga akan menerapkan konsep cadangan komoditas sebesarĀ 7%-8% dari kebutuhan dalam negeri. Kebutuhan untuk beras sendiri sebesar 36-37 juta ton per tahun, kedelai 2 juta ton per tahun, dan gula sekitarĀ 2,6 - 2,7 juta ton pertahun.
Menurut Bayu, konsep cadangan ini yang menjadi alat intervensi Bulog untuk menstabilisasi harga pasar dalam negeri. Nantinya, untuk menstabilkan harga Bulog akan menjual cadangan ke pasar dengan target penjualan ke daerah yang memiliki konsumsi rendah dan harga komoditas yang sangat tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News