Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Anggota DPR mengapresiasi keberhasilan pemerintah membebaskan 20 anak buah kapal MV Sinar Kudus. Parlemen menilai operasi militer yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) cukup baik.
Anggota Komisi I DPR Mayor Jenderal TNI Purnawirawan Yahya Sacawiria mengatakan, operasi pembebasan anak buah kapal (ABK) itu hanya berjalan satu bulan saja. “Bandingkan dengan kapal-kapal dari negara lain yang bisa sampai tiga bulan atau lebih. Inilah langkah yang sangat strategis,” ujar Yahya, Senin (2/4).
Yahya mengatakan, pemerintah sejak awal sudah berencana menggunakan dua opsi pembebasan yakni serangan militer dan diplomasi. Menurutnya, operasi militer dan negosiasi itu menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan.“Itu sekenario,” imbuhnya.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin juga sepakat. Dia mengatakan, pemberian uang tebusan yang dilakukan PT Samudera Indonesia selaku pemilik kapal MV Sinar Kudus merupakan pilihan terbaik. “Pilihan terbaik karena kami sangat menghormati nyawa WNI. Justru saya bangga, saya pernah jadi prajurit sudah berjalan beberapa hari termasuk komandan,” tambahnya.
Sebaliknya, politisi PDI P itu mengaku khawatir jika pemerintah memaksakan operasi militer untuk membebaskan ABK yang tersandera tersebut. Dia khawatir opsi itu bisa membuat nyawa ABK melayang. “Itu tidak baik untuk keluarga, prajurit itu sendiri. Saya salutnya di sana,” tutupnya.
Seperti yang kita ketahui, 20 awak kapal MV Sinar Kudus telah dibebaskan oleh perompak Somalia pada Minggu (1/5) siang. Pembebasan tersebut dilakukan para perompak setelah Samudera Indonesia membayar uang tebusan sekitar lebih dari US $ 4,5 juta atau sekitar Rp 40 miliar.
Penyanderaan awak KM Sinar Kudus berlangsung sejak 16 Maret 2011 lalu. Setelah 20 ABK sinar Kudus bebas, terjadi agresi yang mengakibatkan empat perompak Somalia tertembak. Dalam operasi di pembebasan Sinar Kudus, TNI mengerahkan KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusumah berisi 800 tentara. Sebanyak 300 di antaranya pasukan elite dari Kopassus, Marinir dan Kostrad. Mereka menyerang perompak dengan menggunakan kapal sea rider dan helikopter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News