kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DPR: BBM harus turun minimal Rp 1.000 per liter


Rabu, 23 Desember 2015 / 14:28 WIB
DPR: BBM harus turun minimal Rp 1.000 per liter


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. DPR RI menilai terus menurunnya turunnya minyak mentah di pasar internasional mesti dibarengi dengan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).

Dengan kondisi harga minyak dunia yang semakin mendekati US$ 30 per barel, sepantasnya penurunan premium dan solar bersubsidi paling sedikit Rp 1.000 per liter.

Kardaya Warnika, Ketua Komisi VII DPR RI mengatakan, ketika minyak mentah itu turun hingga sekitar US$ 50-an per barel, pihaknya merekomendasikan premium turun hingga Rp 6.500 per liter dari sebelumnya Rp 7.400 per liter.

"Tapi, keputusan pemerintah harganya tetap. Kalu sekarang harga minyak sudah mendekati US$ 30 per barel, artinya penurunan BBM harus jauh di bawah Rp 6.500 per liter. Minimal Rp 1.000 per liter," kata Kardaya, Rabu (23/12).

Menurut dia, pemerintah dalam hal ini PT Pertamina sepatutnya tidak mengambil keuntungan yang terlalu tinggi dari bisnis penjualan BBM. Pasalnya, kondisi perekonomian di Tanah Air sedang melambat sehingga masyarakat kecil perlu diberikan insentif berupa penurunan harga premium dan solar bersubsidi.

Kardaya bilang, dengan turunnya harga BBM tentu daya beli masyarakat akan kembali meningkat setelah mendapat keringanan beban biaya hidup berupa BBM.

"Kalau harga BBM tetap tinggi, yang paling untung itu bukan pemerintah melainkan distributor swasta seperti Shell dan lainnya karena bisa menjual harga tinggi juga," ujar dia.

Rencananya, dalam masa sidang III yang dimulai 11 januari 2016 mendatang, Komisi VII DPR RI akan mengundang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait kebijakan penurunan harga BBM.

"Nanti, kalau sudah masuk sidang kami akan pertanyakan, kenapa cuma segitu turunnya, padahal ini adalah kesempatan untuk membantu rakyat dan menaikkan daya beli," kata dia.

John Karamoy, Pengamat Minyak dan Gas Bumi mengatakan, harga minyak dunia merupakan salah satu variabel dalam menetapkan formula harga BBM. "Ini kan kebijakan pemerintah, kalau harga minyak mentah turun, policy-nya harga harus konsisten diturunkan," kata dia.

Namun, ia tidak merinci seberapa besar penurunan harga BBM dengan penyesuaian harga minyak. Sebab, masih ada faktor lain yang harus dilihat seperti nilai tukar rupiah serta mempertimbangkan harga rata-rata minyak mentah dalam satu tahun belakangan.

Agar daya beli masyarakat bisa ikut ditingkatkan, pemerintah juga mesti berupaya dengan mendorong penurunan harga kebutuhan pokok lain setelah adanya keputusan penurunan harga BBM. "Kalau harga BBM turun dan diikuti produk kebutuhan lain itu sangat bagus. Namun, harga bahan pokok lain tetap, ya daya beli masyarakat tidak berubah," ujar John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×