kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DPD HIPPI DKI Jakarta berharap Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi berkualitas


Jumat, 06 Agustus 2021 / 23:13 WIB
DPD HIPPI DKI Jakarta berharap Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi berkualitas
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tidak berpengaruh terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan penurunan angka kemiskinan.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) berharap Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat 7,07% secara tahunan di kuartal kedua.

Ketua Umum DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, capaian ini bisa dikatakan di luar prediksi. Terlebih, angkanya menembus target pemerintah yang sebesar 7%. Meski begitu, Sarman menilai  bahwa pertumbuhan ekonomi signifikan yang disebut-sebut membawa Indonesia keluar dari zona resesi ini pertumbuhannya tidak bisa disamakan dengan pertumbuhan pada saat situasi normal.

Di samping itu, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2021 tidak berpengaruh terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan penurunan angka kemiskinan. Mengutip data BPS, Sarman menyebutkan bahwa angka pengangguran hampir menembus angka 9,77 juta atau sekitar 7,07%. Bertambahnya angka pengangguran pada gilirannya juga memicu naiknya jumlah penduduk miskin yang mencapai 10,19%.

“Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, indikatornya jelas yaitu setiap pertumbuhan ekonomi 1% akan mampu menyediakan lapangan pekerjaan di kisaran 250.000-500.000, kemudian indikator yang kedua adalah mampu mengurangi angka kemiskinan,” kata Sarman dalam siaran pers.

Baca Juga: Menperin: Sektor manufaktur tumbuh agresif di tengah tekanan pandemi

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang signifikan setelah satu tahun terkontraksi alias minus di suatu negara juga memang kerap terjadi, menurut catatan Sarman. Hal ini misalnya bisa dijumpai di Amerika dan Tiongkok.

Sarman mencatat, pertumbuhan ekonomi Amerika di tahun 2020 minus 3,5% dan kontraksi pertumbuhan ekonomi di Tiongkok terjadi di kuartal pertama 2020 sebesar 6,8%. Namun demikian, setelah kontraksi tersebut, pertumbuhan ekonomi Amerika naik tajam sebesar 12,20%, sementara pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2021 Tiongkok melejit sampai 18,3%.

Meski begitu, DPD HIPPI Provinsi DKI Jakarta merespons positif capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua 2021. “Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2021 ini minimal memberikan efek psikologis kepada pelaku usaha bahwa kita sudah mampu keluar dari resesi ekonomi dan memiliki rasa optimisme bahwa ekonomi akan cepat pulih dan akan bangkit kembali menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas,” tutup Sarman.

Baca Juga: Faisal Basri sebut pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih lambat dari negara-negara lain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×