kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong pasar modal syariah, Wapres: Perlu perluasan market yang inklusif


Kamis, 15 Juli 2021 / 14:42 WIB
Dorong pasar modal syariah, Wapres: Perlu perluasan market yang inklusif
ILUSTRASI. Wapres Ma'ruf Amin mengatakan, perlu perluasan market yang inklusif dan berkelanjutan untuk mendorong pasar modal syariah.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia terus berkembang dengan pesat walaupun di tengah kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Laporan Islamic Finance Country Index (IFCI) 2020 menyebutkan, dari 42 negara yang di survei terkait keuangan syariah, Indonesia menempati posisi ke-2 dengan skor 82,01 setelah Malaysia.

Di sisi lain, salah satu instrumen keuangan syariah yaitu pasar modal syariah masih mengalami perlambatan dalam kinerjanya. Oleh karena itu, ke depan diperlukan perluasan pasar yang lebih inklusif dan berkesinambungan untuk memajukan kinerja pasar modal syariah.

“Sejalan dengan perlambatan ekonomi nasional dan global akibat pandemi Covid-19, kinerja pasar modal syariah ikut mengalami pelambatan, khususnya kinerja saham syariah dan reksadana syariah. Menghadapi situasi ini diperlukan suatu inovasi bersama yang dapat berperan sebagai katalisator perluasan market yang lebih inklusif dan berkesinambungan,” kata Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin pada acara International Conference “The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges, and Way Forward” Kamis (15/7).

Ma'ruf menyampaikan, perluasan pasar modal syariah menjadi penting sebab hal ini merupakan faktor pendorong yang penting bagi pertumbuhan ekonomi secara makro. “Keberadaan pasar modal syariah memiliki peran penting sebagai sumber pendanaan dan juga investasi bagi masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin tekankan sumber kemajuan ada pada pembangunan SDM dan inovasi

Ma'ruf menyebut, terdapat dua tantangan utama yang akan dihadapi dalam upaya perluasan pasar modal syariah ini. Kedua tantangan tersebut adalah peningkatan literasi terhadap masyarakat dan korporasi serta sosialisasi kepada generasi milenial sebagai generasi potensial yang sedang berada dalam masa produktif.

Literasi ini, sejalan dengan roadmap pasar modal syariah tahun 2020-2024 yang menitik beratkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dimana, di dalam roadmap tersebut dijelaskan bahwa upaya peningkatan sumber daya manusia dilakukan melalui peningkatan literasi dan inklusi masyarakat tentang pasar modal syariah serta peningkatan kompetensi aspek syariah para pelaku pasar.

Pada kesempatan yang sama, Wapres juga memaparkan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk penguatan industri keuangan syariah di Indonesia khususnya terkait pasar modal syariah.

Beberapa diantaranya adalah melalui penguatan kelembagaan perbankan syariah melalui merger tiga bank umum syariah yang kini dikenal dengan nama PT Bank Syariah Indonesia dan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), yang merupakan instrumen investasi bagi para pelaku industri keuangan syariah dan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel untuk masyarakat umum.

“Total penerbitan sukuk ritel tersebut mencapai 203 triliun rupiah, dengan total investor sebanyak 347.145 individu,” papar Wapres.

Selain itu, lanjutnya, telah diterbitkan juga Green Sukuk yang merupakan SBSN pertama dan terbesar di dunia serta telah menerima sekitar 42 penghargaan dari berbagai lembaga internasional serta penerbitan instrumen investasi syariah di pasar modal syariah.

“Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah memberikan izin penerbitan instrumen investasi syariah di pasar modal syariah seperti reksa dana syariah dan saham syariah yang fatwanya diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI),” terangnya.

Selanjutnya: Wapres beberkan pentingnya Generasi Milenial dalam penetrasi perbankan syariah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×