kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dorong konsumsi dengan libatkan sektor lain


Minggu, 27 Agustus 2017 / 23:08 WIB
Dorong konsumsi dengan libatkan sektor lain


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengatakan, sejumlah langkah yang dilakukan pemerintah demi menjaga daya beli masyarakat akkan berdampak efektif. Namun ia menilai, pemerintah harus memanfaatkan peluang lain untuk mendorong konsumsi masyarakat.

Ari bilang, kebijakan pemerintah mulai dari menjaga inflasi dengan tidak menaikkan sejumlah tarif yang diatur pemerintah, menetapkan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas beras, hingga pembebasan pajak pertambahan nilai untuk beberapa komoditas pangan, menunjukkan pemerintah mulai menyadari pentingnya masyarakat kelas bawah.

Kebijakan itu, lanjutnya, bisa mendorong konsumsi rumah tangga. Namun, dibutuhkan waktu untuk merasakan dampaknya.

"Biasanya butuh waktu satu hingga dua triwulan. Mungkin awal tahun depan baru bisa dirasakan (dampaknya)," kata Ari usai acara diskusi dengan wartawan, di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Minggu (27/8). Setidaknya dibutuhkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5% agar ekonomi tetap tumbuh 5%.

Di sisi lain, Ari menyebut, pendapatan per kapita Indonesia sejak booming komoditas beberapa tahun lalu meningkat. Hal ini menjadikan menu konsumsi masyarakat kelas menengah atas bergerak ke sektor leisure. Untuk itu, pemerintah harus memanfaatkan perubahan tersebut untuk mendorong konsumsi masyarakat lebih tinggi lagi.

Caranya, mengembangkan destinasi pariwisata berikut infrastrukturnya. "Kembangkanlah kota-kota sekunder untuk menjadi tujuan parwisata. Pemerintah harus penuhi kebutuhan hotel yang cocok untuk kelas menengah atas itu. Maka perizinan di daerah harus disederhanakan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×