kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong daya beli, realisasi burden sharing sudah 63,53% dari anggaran public goods


Minggu, 25 Oktober 2020 / 18:16 WIB
Dorong daya beli, realisasi burden sharing sudah 63,53% dari anggaran public goods
ILUSTRASI. Pialang saham mengamati pergerakan saham./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/10/2020.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi beban pembiayaan atawa burden sharing pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sudah mencapai 63,53% dari total pagu public goods. Pembiayaan ini sebagai siasat pemerintah untuk mendorong pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan menyampaikan dari Rp 397,56T pagu untuk public goods, total yang telah dipenuhi sebesar Rp252,55 triliun. 

Artinya, pagu yang masih harus dipenuhi di sisa dua bulan ke depan sejumlah Rp 145,01 triliun.  Untuk realisasi burden sharing pembiayaan public goods pekan lalu akan diperuntukkan untuk mendorong daya beli masyarakat di kuartal IV-2020.

Deni bilang, apabila daya beli menguat, maka akan sejalan dengan harapan pulihnya dunia usaha. Dus, belanja pemerintah dalam hal perlindungan sosial menjadi andalan untuk mendorong pemulihan ekonomi.

“Tujuannya adalah menjaga daya beli masyarakat, terutama golongan yang paling rentan, untuk mendorong pemulihan permintaan/demand atas barang dan jasa yang diproduksi oleh private sector, khususnya UMKM,” kata Denny kepada Kontan.co.id, Minggu (25/10).

Baca Juga: Penyerapan insentif pajak program PEN di bawah rata-rata

Adapun dari realisasi burden sharing pekan lalu itu, pemerintah dan BI mencatat sudah bagi beban sebanyak lima kali. Pemerintah pertama kali menerbitkan SUN lewat private placement ke BI untuk burden sharing pertama pada 6 Agustus lalu. Waktu itu, pemerintah menjual Rp 82,1 triliun surat utang jenis variable rate seri VR0034, VR0035, VR0036, dan VR0037 dengan nilai masing-masing Rp 20,52 triliun.  

Pada tahap kedua, pemerintah hanya menerbitkan Rp 16,98 triliun SUN lewat private placement ke BI. Pada penerbitan tanggal 27 Agustus ini, pemerintah menjual seri VR0038, VR0039, VR0040, dan VR0041 dengan nilai masing-masing Rp 4,24 triliun. Besaran kupon surat utang pada penerbitan tahap pertama dan kedua yakni suku bunga reverse repo Bank Indonesia tenor toga bulan.  

Pada tahap ketiga, pemerintah menerbitkan Rp 84,4 triliun SUN lewat private placement ke BI. Pada penerbitan tanggal 24 September, pemerintah menjual empat seri SUN, yakni VR0042, VR0043, VR0044, dan VR0045. Empat surat utang ini memiliki kupon sebesar suku bunga reverse repo BI tenor tiga bulan dengan kupon tiga bulan pertama masing-masing seri 3,84%. 

Pada tahap keempat, pemerintah menerbitkan Rp 46,2 triliun SUN. Pada penerbitan tanggal 8 Oktober, pemerintah menerbitkan empat seri SUN yakni seri VR0046, VR0047, VR0048, dan VR0049. Kupon SUN masing-masing seri sebesar suku bunga reverse repo BI tenor 3 bulan dengan kupon tiga bulan pertama 3,84%.

Adapun, seluruh pembiayaan public goods itu dialokasikan untuk penanganan kesehatan, perlindungan sosial, dan sektoral, Kementerian/Lembaga (K/L) serta pemerintah daerah (pemda). 

Selanjutnya: Bank daerah andalkan segmen konsumtif untuk salurkan dana PEN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×