kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dody Budi Waluyo jelaskan rupiah yang loyo di hadapan Komisi XI


Selasa, 27 Maret 2018 / 15:59 WIB
Dody Budi Waluyo jelaskan rupiah yang loyo di hadapan Komisi XI
ILUSTRASI. Asisten Gubernur BI Dody Budi Waluyo menjalani fit and proper test calon Deputi Gubernur BI


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini, Selasa (27/3) Komisi XI menggelar uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) untuk calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI). Kandidat pertama yang diuji adalah Dody Budi Waluyo yang saat ini menjabat sebagai Asisten Gubernur BI.

Dalam uji kelayakan dan kepatutan ini, rata-rata anggota Komisi XI bertanya soal pelemahan rupiah yang saat ini jauh dari target APBN 2018 dan bagaimana memitigasi risiko-risiko eksternal yang ada. Anggota Komisi XI Fraksi PDIP Agung Ray misalnya, mengkhawatirkan rupiah bakal menembus level 14.000.

"Saya mau mendengarkan apa situasi ini hanya terjadi karena pengaruh eksternal atau ada pengaruh internal?" ujar dia di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (27/3).

Menjawab pertanyaan soal rupiah,  Dody tak memungkiri bahwa  rupiah saat ini yang sekitar Rp 13.800 per dollar AS sudah jauh dari fundamentalnya. Oleh karena itu, selain intervensi ke pasar, BI akan lebih banyak berkomunikasi untuk membangun confidence.

"Rupiah sekitar Rp 13.800 itu terlalu tinggi, terlalu mahal untuk kita. Kita tidak di angka itu,"  katanya di Gedung DPR.

"Seharusnya rupiah bisa lebih kuat. Bagaimana confidence diperbaiki. Jadi harus diyakini memang ada tekanan eksternal tapi domestiknya tidak membuat nilai tukar harus melemah karena inflasi kita bagus, cadangan devisa bagus meski turun. Konteksnya akan jaga confidence dan kami akan komunikasi terus," lanjutnya.

Utang korporasi pun demikian, menurut Dody, mereka harus hedging untuk menjaga likuiditasnya karena akan kurangi tekanan kepada rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×