Reporter: Agus Triyono | Editor: Edy Can
JAKARTA. Target penerimaan pajak tahun ini sulit tercapai akibat ketidakpastian perekonomian global. Direktur Jenderal Fuad Rahmany mengatakan, penerimaan pajak di beberapa sektor yang selama ini menjadi andalan mulai menurun.
Salah contohnya adalah penerimaan sektor pajak penghasilan. Fuad mengungkapkan, per 28 September 2012 lalu, realisasi penerimaan pajak penghasilan (PPh) baru mencapai Rp 344, 212 triliun dari target sebesar Rp 513,649 triliun. Realisasi penerimaan PPh September tersebut hanya mengalami peningkatan sebesar Rp 37,02 triliun jika dibandingkan dengan realisasi penerimaan PPh yang berhasil dicapai pada Agustus kemarin yang mencapai Rp 307,09 triliun.
“Penerimaan PPh banyak jatuh di sektor pertambangan, manufaktur, industri pengolahan, sektor keuangan. Sektor di bidang perdagangan juga sedikit menurun,” kata Fuad, Rabu (10/10).
Berdasarkan catatan Ditjen Pajak, penerimaan pajak pertambangan selama periode Januari- Agustus 2012 telah menurun 69% atau mencapai Rp 14 triliun jika dibandingkan dengan penerimaan pada periode yang sama 2011 yang lalu. Penurunan penerimaan tersebut sebagian besar terjadi akibat penurunan omzet yang dialami oleh 11 wajib pajak besar.
Untuk industri pengolahan, penurunan pajak yang terjadi mencapai Rp 8 triliun atau minus 132% jika dibandingkan dengan penerimaan 2011. Dan penerimaan pajak dari sektor perusahaan keuangan mencapai Rp 6 triliun jika dibandingkan dengan tahun 2011 lalu.
Fuad mengatakan, penurunan realisasi penerimaan pajak sampai dengan September kemarin sedikit tertolong oleh kenaikan penerimaan yang berhasil dihimpun oleh direktoratnya dari sektor Pajak Pertambahan Nilai (PPn) yang mencapai Rp 229,905 triliun atau 68,38% dari target penerimaan PPn 2012 yang mencapai Rp 336,056 triliun. Ini menurutnya disebabkan oleh gebrakan Ditjen Pajak dalam menertibkan izin operasi Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Melihat kondisi itu, Fuad belum berani memastikan apakah bisa memenuhi target penerimaan pajak 2012. Sebab secara total hingga September lalu, realisasi penerimaan perpajakan baru 66% atau sebesar Rp 584,146 dari target yang ditetapkan.
“Saya belum berani memastikan apakah bisa terpenuhi atau tidak, soalnya kalau nasi bungkus itu dikecilin bagaimana kita bisa kenyang, keadaannya sangat tidak menguntungkan,” kata Fuad.
Pengamat Perpajakan Universitas Indonesia Darussalam mengatakan, penurunan penerimaan pajak yang terjadi pada sektor- sector yang selama ini menjadi andalan bagi penerimaan pajak Indonesia memang menjadi pukulan bagi pemerintah. Karena itu, dia menyarankan pemerintah mencari alternatif lain agar target penerimaan pajak 2012 tersebut bisa tercapai. Salah satunya, dengan mengejar pajak dari orang pribadi yang selama ini belum tergarap secara maksimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News