kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.199   58,00   0,81%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,76   1,36%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,24   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,54   1,04%
  • IDX80 127   1,40   1,11%
  • IDXV30 134   0,16   0,12%
  • IDXQ30 149   1,66   1,12%

Ditjen Pajak masih pelajari laporan dugaan pengalihan pajak Bentoel


Rabu, 08 Mei 2019 / 17:13 WIB
Ditjen Pajak masih pelajari laporan dugaan pengalihan pajak Bentoel


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Justice Network melaporkan perusahaan tembakau milik British American Tobacco (BAT) yaitu PT Bentoel Internasional Investama melakukan penghindaran pajak mencapai US$ 14 juta per tahun. Penghindaran pajak ini dilakukan dengan menghindari pembayaran pajak penghasilan badan usaha secara utuh atas laba yang diterima di masa datang.

Menanggapi laporan tersebut Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Yoga Hestu Saksama mengatakan pihaknya masih akan mempelajari laporan tersebut. Hingga berita ini diterbitkan, DJP belum memberi penjelasan mengenai langkah apa yang akan dilakukan.

"Kita pelajari dulu laporan tersebut ya," jelas Hestu saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (7/5).

Berdasarkan laporan tersebut, anak perusahaan BAT di Indonesia ini mengumumkan adanya pembayaran bunga utang senilai US$ 164 juta atau Rp 2,25 triliun atas pinjaman dan royalti antar perusahaan dalam satu grup (intercompany loan), ongkos dan imbalan IT kepada induk usaha BAT. Sehingga mengakibatkan rugi bersih 27% yang ditanggung Bentoel.

Atas pembayaran tersebut pemerintah Indonesia menerapkan pajak sebesar 20% kecuali dengan Belanda. Atas perjanjian tersebut, maka Bentoel mengakali dengan mendapatkan utang dari Rothmans Far East BV di Belanda. Padahal melalui rekening perusahaan Belanda ini dana yang dipinjamkan ke Bentoel berasal anak perusahaan BAT di Inggris yaitu Pathway 4 (Jersey) Limited.

Dari skema tersebut, Indonesia sebenarnya bisa mendapatkan penerimaan pajak 20% atas US$ 164 juta yaitu sebesar US$ 33 juta alias US$ 11 juta per tahun.

Skema pengalihan lainnya yang dilakukan oleh Bentoel adalah melalui pembayaran royalti, ongkos dan biaya. Biaya yang harus dikeluarkan senilai US$ 19,7 juta kepada beberapa anak perusahaan BAT di Inggris.

Atas pembiayaan tersebut, Indonesia mengenakan pajak 25% atas royalti, ongkos dan biaya IT. Namun karena ada perjanjian pajak Indonesia-Inggris, maka pajak yang harus dibayar hanya 15%. Maka dari skema ini Indonesia berpotensi kehilangan penerimaan pajak senilai US% 2,7 juta per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×