kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Dirut RNI sebut politisi pemeras berinisial IS


Selasa, 06 November 2012 / 17:03 WIB
Dirut RNI sebut politisi pemeras berinisial IS
ILUSTRASI. Rekomendasi saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI)


Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can

JAKARTA. Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro memberikan inisial satu oknum pemeras BUMN di hadapan anggota Badan Kehormatan pada Senin (5/11). Oknum anggota Dewan yang diduga memeras RNI itu berinisial IS.

Hal ini diungkapkan anggota BK, Usman Ja'far, Selasa (6/11), saat dijumpai di kompleks Parlemen, Senayan. "Dia keluarkan satu dan hanya inisial. Inisialnya IS dari Komisi VI," ujar Usman.

Usman mengatakan, dari pengakuan Ismed, IS sempat meminta sekitar 2.000 ton gula dengan dalih untuk disebarkan ke daerah pemilihannya. Namun, Ismed menolaknya. IS tetap meminta sampai 20 ton, tetapi lagi-lagi ditolak Ismed.

"Ismed bilang dia tidak mau kasih gratis atau diskon karena saat itu RNI lagi rugi. Kalai mau beli, enggak apa-apa. Akhirnya, terjadilah IS beli 6 ton gula itu di anak perusahaan RNI dengan harga normal," ucap Usman.

Kendati akhirnya membeli gula ke anak perusahaan RNI, Usman menilai bahwa aksi anggota Dewan itu sudah melanggar etika.

"Tahap pertama yang dia minta itu yang salah. Kami akan panggil IS untuk mengklarifikasi hal ini. Kalau ternyata terbukti untuk dapil, mungkin akan agak ringan sanksinya, tapi kalau ternyata tidak ke dapil justru dijual lagi, misalnya, tentu sanksinya akan lebih berat," ungkap politisi Partai Persatuan Pembangunan ini.

Sebelumnya, Dahlan Iskan di hadapan anggota Badan Kehormatan juga telah mengungkapkan dua nama anggota DPR peminta jatah ke direksi BUMN. Keduanya adalah Idris Laena dari Fraksi Partai Golkar dan Sumaryoto dari Fraksi PDI-P.

Idris disebut-sebut pernah meminta jatah ke PT PAL dan PT Garam. Sementara Sumaryoto diduga meminta jatah ke PT Merpati Nusantara Airlines. Di dalam pesan singkat yang diterima wartawan pada Selasa pagi ini, Idris mengaku sedang mempersiapkan klarifikasinya.

"Saya sedang menyiapkan diri untuk memberi klarifikasi, tapi saya khawatir tidak mendapatkan pemberitaan yang berimbang," tulis Idris.

Ia mengatakan persiapan dilakukannya karena harus berhadapan dengan media yang memiliki pengaruh luar biasa.

"Maklum yang saya hadapi raja media yang punya pengaruh luar biasa, kalau saya sudah siap saya akan menghubungi. Terima kasih," ujarnya lagi. (Sabrina Asril/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×