kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dipimpin SBY, elektabilitas SBY anjlok


Minggu, 26 Mei 2013 / 22:39 WIB
Dipimpin SBY, elektabilitas SBY anjlok
ILUSTRASI. Seorang fotografer mencoba Nikon Z7 saat peluncurannya di Jakarta, Rabu (24/10/18). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Elektabilitas atau tingkat dukungan publik terhadap Partai Demokrat menjelang Pemilu 2014 tidak merangkak naik meskipun Anas Urbaningrum telah lengser dari jabatan Ketua Umum DPP Demokrat. Meskipun Anas digantikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, elektabilitas Demokrat justru menurun.

Hal itu terlihat dari hasil survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) yang diumumkan di Jakarta, Minggu (26/5/2013). Surevi itu melibatkan 1.635 responden di 31 provinsi dan dilakukan pada 9-16 April 2013.

Hasil dari survei itu, elektabilitas Demokrat melorot di urutan ke empat dengan angka 7,1 persen. Padahal, hasil survei CSIS ketika Anas masih menjabat di Juli 2012, elektabilitas Demokrat masih 11,1 persen.

Mengapa elektabilitas Demokrat tidak naik meski dikendalikan SBY? Peneliti senior CSIS J Kristiadi berpendapat, kekuatan SBY sangat ditopang oleh citra sehingga sangat rapuh. Citra SBY positif ketika masih bisa mempertahankan sebagai darling publik dan media.

Kristiadi mengatakan, sebagai pemimpin parpol, apalagi kepala pemerintahan, SBY semestinya ditopang oleh keberhasilan dalam menunai tugas. Menjual citra, kata dia, sangat mudah hilang.

"Apa itu? Sikap seakan-akan menjadi korban. Iya, kan? Kalau orang Jawa bilang, memelas. Bilang, 'Saya ini, menurut intel, banyak yang mau bunuh.' Kemarin bilang ada orang yang mau menurunkan presiden di tengah jalan. Tapi masyarakat lama-lama sebal juga, tidak laku lagi politik menjual diri sebagai korban," kata Kristiadi saat jumpa pers di Jakarta, Minggu (26/5/2013).

Kristiadi menambahkan, jika sikap SBY tersebut terus dipertahankan, maka semakin lama elektabilitas Demokrat malah akan kembali turun. "Apalagi jelas perilaku sebagai kepala pemerintahan tidak nyambung dengan kesengsaraan masyarakat," ujarnya. 

Kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×